BANGKIT

65 13 0
                                    

Tidak ada salahnya kan memberikan kesempatan kedua untuk orang yang membuat kesalahan? Lagipula, aku yakin. Kamu akan berubah. Semoga:)

Sintiaa_

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Kringg kringgg

Bel istirahat sudah berbunyi. Dan berarti jam pelajaran sudah selesai. Sintia menaruh buku dan alat tulisnya kedalam tas miliknya. Setelah itu ia memilih untuk memainkan ponsel di tempat duduknya tanpa memperdulikan ketiga sahabatnya yang memperhatikannya. Semenjak kejadian kemarin dimana sintia mendengar semua penjelasan dari david, ia menjadi banyak diam dan bicara hanya seperlunya saja.

"Sin. Udah dong, mau sampe kapan lo diem kayak gitu terus. Serasa berteman sama anak setan gue," Ucap amanda mencoba membujuk sahabatnya itu.

"Iya. Ngapain juga lo mikirin orang yang sama sekali engga mikirin elo," Sambung nubah.

"Iya iya" Akhirnya sintia membuka bicara. Sebenarnya dia tidak nyaman seperti ini terus. Tapi harus bagaimana? Ia juga bukan wanita yang kuat seperti yang orang lain tau.

"Mending kita ke kantin aja yuk." Ajak amanda. Ketiga sahabatnya mengangguk. Mereka berempat berjalan santai sembari membicarakan sesuatu yang menurutnya asik.

Sesampainya mereka di kantin. Mereka memesan makanan dan langsung duduk di tempat biasa mereka makan. Selang beberapa menit, makanan yang mereka pesan akhirnya sampai.

Saat sedang asik melahap makanan, tiba tiba saja aktivitas makan mereka berhenti ketika lima laki laki ikut duduk satu meja bersama sintia dan ketiga sahabatnya.

"Tumben kalian baru dateng," Ucap nubah sambil melanjutkan makannya.

"Disuruh selesain catatan dulu tadi" Balas david.

Sintia yang sedaritadi mendengarkan pembicaraan teman temannya. Matanya juga sambil melihat ke arah angga yang juga ikut duduk satu meja bersama dirinya. Mengapa? Dan kemana zingga?

Angga yang juga tau sintia sedaritadi memperhatikannya. Ia bertanya tanya dalam hati bagaimana dirinya menyapa gadisnya duluan. Ia takut, takut jika gadisnya itu sudah membencinya.

Bel masuk telah berbunyi. Siswa siswi yang berada didalam kantin langsung beranjak bangun dari duduknya untuk cepat cepat masuk kelas.

Sintia mengajak ketiga sahabatnya untuk masuk kedalam kelas. Mereka bertiga mengangguk. Saat sedang ditengah perjalanan. Tiba tiba saja sintia ingin membuang air kecil. Ia berpamitan kepada ketiga temannya dan berlari kecil menyusuri toilet.

Setelah membuang air kecil. Sintia keluar dari kamar mandi dan matanya bertemu dengan kedua wanita yang sedang melihat pantulan wajahnya di cermin toilet. Sintia mengerutkan dahinya. Mengapa mereka hanya berdua? Dan kemana zingga? Ditambah, rara dan anggi sama sekali tidak memperdulikan sintia yang ada didekatnya. Biasanya jika ada zingga disebelahnya pasti sintia sudah di jadikan bahan tawanya.

Sintia memutuskan untuk keluar dari dalam toilet meninggalkan dua gadis itu didalam. Baru saja beberapa langkah dari toilet. Langkah kakinya terhenti karna tiba tiba saja angga sudah ada dihadapannya.

Sintia menatap manik mata indah milik angga dengan serius. Jujur saja, ia rindu di posisi saat ini. Dimana dirinya baru bisa lagi melihat wajah angga sedekat ini.

Tanpa bicara sepatah kata pun. Angga langsung menarik lengan sintia lembut dan membawa sintia pergi dari tempat itu.

Sintia yang mendapati perlakuan secara tiba tiba ia mencoba melepaskan cengkalan angga dengan hati hati. "Kak. Kakak mau bawa sintia kemana?" Tanya sintia ditengah perjalanan dengan posisi tangan yang masih angga cengkal.

Your Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang