MASIH PERDULI

72 14 4
                                    

Entahlah. Semakin kamu bersikap seperti itu, maka lebih bingung pula aku menyimpulkan nya.

Sintia_

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Pagi-pagi sekali Sintia sudah berada di sekolah nya. Sebenarnya ia malas datang terlalu pagi, tetapi karna David yang memaksanya untuk datang awal, Sintia hanya bisa mengalah saja.

Kini, ia tengah berjalan santai di koridor sekolahnya menyusuri kelas. Masih sangat sepi sekali pagi ini.

"Ck, ngeselin banget si kak David." Dengus Sintia lalu kembali melangkahkan kakinya agar cepat sampai.

Sesampainya di kelas, dugaan Sintia benar saja. Kelasnya masih sepi sekali. Dan ia adalah orang pertama yang datang di hari ini.

Sintia duduk ditempatnya, lalu ia memilih untuk menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya sebelum teman temannya datang.

"Sinn bangunnn!!"

Sintia terpelonjak kaget ketika mendengar suara yang memanggilnya, buru-buru saja ia mendongakkan kepalanya menatap ke arah sumber suara.

"Ah? Kenapa?" Tanya Sintia linglung.

Nubah menatap Sintia jengkel. "Lo ngapain tidur? Udah bel masuk tuh," Ucapnya lalu duduk di sebelah Sintia.

Benar saja, belum lama Nubah berbicara seperti itu, guru mapel sudah memasuki kelasnya.

Pelajaran pun dimulai dengan lancar. Selang beberapa jam, akhirnya bel yang ditunggu tunggu pun berbunyi. Guru mapel sudah keluar dari dalam kelas, begitu juga dengan teman sekelas lainnya yang sudah berhamburan menuju kantin.

Sintia dan ketiga temannya berjalan santai menyusuri kantin dengan di iringi obrolan receh yang keluar dari mulut mereka.

Karna terlalu asik dengan obrolannya, sampai sampai mereka tak sadar jika sudah menginjakkan kakinya di kantin.

Sintia, Nubah dan Ipeh sudah duduk di tempat yang mereka pilih. Sedangkan Amanda, kali ini ia yang memesan makanan.

Pesanan datang, dengan Amanda yang membawa siomay dan batagor di kedua tangannya.

"Si ganteng kok gak ke kantin ya," Ucap Amanda setelah menyadari kelima laki-laki itu tidak ada di kantin.

"Entah," Balas Nubah.

Mereka melanjutkan makannya dengan sempurna. Selesai makan, mereka berniat untuk kembali ke kelas.

Tidak dengan Sintia, ia memilih untuk ke toilet sebelum kekelasnya. Dan kini, Sintia sedang berjalan seorang diri menyusuri toiletnya.

Langkah kaki Sintia berhenti tepat di banyaknya kerumunan siswa dan siswi di pinggir lapangan, karna penasaran akhirnya ia melangkah maju untuk mengetahui apa yang orang orang itu lihat.

"Ini ada apa ya?" Tanya Sintia kepada salah satu siswi yang sedaritadi bersorak ria menyemangati orang dilapangan.

"Oh ini, gue lagi semangatin EXSTAR yang lagi main basket." Balas wanita itu.

Sintia mengangguk anggukan kepalanya tanda mengerti. Ia baru teringat, jika hari ini adalah jadwal praktek bola basket kelas 11 ips 2.

Mata Sintia bergerak kesana kemari melihat banyaknya laki laki dari kelas 11 ips 2 itu yang sedang asik dengan bola basketnya. Sesekali, mata Sintia bertemu dengan Angga yang juga memperhatikannya. Tetapi Sintia tidak memperdulikan hal itu.

Ia memilih untuk duduk di bangku yang memang sudah di persiapkan di pinggir lapangan itu. Ia masih asik menyaksikan kegiatan dari mereka.

Sampai akhirnya, lelaki-lelaki yang tadinya bermain basket kini sudah tergantikan oleh murid-murid perempuan yang mendapatkan giliran bermain basket.

Your Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang