KECEWA

77 12 0
                                    

Terkadang semua orang memang harus belajar menghargai arti kata MAAF.

Sintiaa_

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Pagi pagi sekali sintia sudah terbangun dari tidurnya. Karna ia teringat hari ini sudah gilirannya piket. Sintia bergegas mandi kekamar mandi. Setelah itu ia langsung memakai seragam putih abu abunya. Setelah merasa semua siap, ia keluar dari kamarnya lalu turun dari anak tangga rumahnya.

Sintia mengerutkan keningnya ketika melihat mamahnya yang tidak sendiri, melainkan ada seseorang di sebelahnya yang sedang berbincang dengan dirinya dengan sangat akrab.

"Lah, kak david?" Ucap sintia yang baru saja menghampiri david yang sedang berbincang asik dengan mamahnya.

David menoleh ke arah sintia lalu tersenyum. "Eh sin, lo udah bangun?" Tanyanya.

Sintia mengangguk lalu duduk di tempat makan bersebelahan dengan david. "Lo ngapain kesini?" Tanya sintia.

"Mau numpang makan, ya gue mau jemput lo lah, mau ngapain lagi coba?" Balas david.

Sintia mengernyit bingung. Pasalnya semalam angga lah yang sudah mengabari dirinya jika esok pagi angga akan menjemput sintia sekolah. Lalu sekarang mengapa david yang menjemputnya?

David yang melihat perubahan raut wajah sintia menjadi bingung. Ia terkekeh lalu mencubit hidung sintia gemas. "Tadi angga sendiri yang suruh gue buat jemput lo," Ujar david.

"Terus kak angganya mana?"

"Dia bareng zingga," Balas david hati hati, ia sungguh tak enak berbicara seperti itu kepada sintia. Apalagi ada rina di depannya yang juga sedang menyimak obrolan mereka.

Ada sedikit luka yang menggores di hati sintia. Mengapa angga lebih mementingkan zingga daripada sintia? Padahal lelaki itu sudah berjanji semalam akan menjemputnya.

"Udah gausa di pikirin, mending kalian sarapan aja, nanti telat" Ucap rina memperdamai keadaan. Ia tau pasti putrinya sedang tidak baik baik saja mendengar pernyataan dari david.

Sintia mengangguk lalu ia memilih hanya memakan sandwich yang rina buat lalu meneguk susu putihnya. Yang niatnya sintia ingin melahap nasi goreng buatan mamahnya, tiba tiba saja mood makannya jadi hilang detik itu juga.

"Udah ah, ayok kak kita berangkat, gue hari ini piket" Seru sintia setelah selesai melahap sandwichnya.

"Nanti di sekolah kamu jangan lupa sarapan yah, mamah gamau kamu sakit." Ujar rina yang terlihat khawatir melihat putrinya itu.

"David, nanti kalau sintia gamau sarapan di sekolah, kamu marahin aja ya" Sambung rina.

David mengangguk mantap sambil posisi tangan yang hormat didepan rina. "Siap tante!" Ucapnya. Rina menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku david.

Sintia dan david berpamitan untuk berangkat kesekolah karna takut telat seperti kemarin. Tak lupa mereka mencium punggung tangan rina terlebih dulu. Setelah itu mereka berdua keluar beriringan dari dalam rumah.

"Muka lo udah jelek, gausa cemberut kayak gitu, yang ada makin jelek lagi dong?" Ujar david pada sintia yang belum juga merubah raut wajah cemberutnya.

Sintia naik kemotor david dengan hati hati. Setelah itu david menyalakan mesin motornya dan pergi dari halaman rumah sintia.

Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka berdua sampai di parkiran halaman sekolahnya. David mematikan motornya dan turun di ikuti dengan sintia.

Your Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang