AKHIR

221 12 41
                                    

Sebelumnya makasih banget untuk yang udah setia membaca cerita your story ini sampai gak sadar kalau udah di akhir cerita aja:)❤

Pokoknyaaaa makasihhh buat yang selalu dukunggg cerita ini, dan makasih juga untuk readers di cerita your story.❤❤

Dan maaf, kalau ada kesalahan dan kekurangan di part part sebelumnya karna aku juga masih pertama ngebuat cerita:)🙂❤.

Okey, selamat membaca:) jangan lupa tinggalkan jejak!!

Happy reading!

#17-12-2020

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Pagi yang terik dan sejuk, membuat Sintia mempunyai semangat sekolah walau hanya sedikit. Sebenarnya semalam ia tidak ingin pulang kerumah dan kekeuh ingin menemani Angga sampai lelaki itu sadar. Tetapi ketika ia teringat akan hari ini adalah ulangan penambahan nilai rapot, mau tak mau ia harus sekolah dan sepulang nanti ia langsung kerumah sakit menemui Angga yang masih belum juga membuka kedua matanya.

Sintia berjalan di koridor sekolahnya bersama David, lelaki itu juga tidak bisa menemani Angga pagi ini, tetapi semalam ia sudah menginap dirumah sakit bersama Kevin, Nopal dan juga Rassya.

David menghela nafasnya pelan melihat wajah adiknya yang terlihat murung dan tak bersemangat, ia tau adiknya ini sedang tidak baik baik saja dan pasti ingin sekali menemani angga dirumah sakit.

"Dek, lo gaboleh murung kayak gitu terus. Seharusnya lo jangan berenti kirim doa buat kesembuhannya Angga, gue yakin dia bakal sembuh kok," Ucap David tanpa memberhentikan langkahnya.

Sintia hanya mengangguk tanpa menoleh. Lalu ia berpamitan kepada David untuk masuk kedalam kelasnya setelah sampai.

Sintia memasuki kelasnya dan langsung duduk ditempatnya. Ketiga sahabatnya dan juga Satya pun sudah datang dan langsung menatap wajah Sintia yang tidak seperti biasanya.

Nubah, ipeh dan amanda sudah mengetahui tentang musibah yang di alami oleh Angga. Dan tentu saja mereka bertiga terkejut ketika mendengar berita yang secara tiba tiba tersebut.

Mereka hanya bisa mendoakan lelaki itu agar sembuh, ia tak bisa membayangkan jika Sintia akan benar benar terus-menerus menyalahkan dirinya karna merasa bersalah kepada Angga selama ini.

Bel masuk sudah berbunyi, bu Nadira memasuki kelasnya sambil membawa kertas yang berisi soal soal ulangan di tangannya.

Sesudah berdoa, bu Nadira membagikan ulangan tersebut kepada siswa dan siswinya. Mereka mengerjakannya dengan semangat dan ada juga yang tampak biasa-biasa saja.

Mata Sintia fokus kepada kertas ulangan itu, akan tetapi tidak dengan pikirannya yang sudah melayang entah kemana. Sintia sangat khawatir kepada Angga, ingin sekali rasanya ia bertemu lelaki itu.

"Sin, jangan melamun. Kerjain ulangannya biar cepat selesai," Bisik Nubah menatap Sintia yang sedang melamun.

Sintia mengangguk lalu mengerjakan ulangan miliknya dengan malas. Ia harus percaya, jika Angga akan sembuh dan bangun untuknya.

Selang beberapa jam, akhirnya bel istirahat sudah berbunyi. Sintia memberi kertas ulangan tersebut didepan meja guru. Setelah itu ia langsung keluar seorang diri tanpa bicara.

"Lah dia mau kemana? Kok kita di tinggal?" Tanya Amanda yang melihat Sintia sudah keluar dari kelasnya.

Nubah menoleh lalu mengangkat kedua bahunya. "Gatau, tapi tadi dia bilang kalau dia gamau ke kantin." Balas Nubah sambil memasukkan alat tulisnya kedalam tas.

Your Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang