MENCARI KEBENARAN

68 13 0
                                    

Niatmu memang sangat baik, tetapi hanya saja caramu yang salah.

Sintia_

🍁🍁🍁🍁🍁🍁


Hari ini hari senin, dan sudah 5 hari laki laki itu masih menjauhinya tanpa sintia tau apa alasannya. selesai ucapara sintia dan ketiga temannya memasuki kelas dan memulai pelajaran. Berjalannya waktu bel istirahat yang ditunggu-tunggu akhirnya terdengar di daun telinga murid murid.

"Yuk kantin," Ajak nubah pada ketiga sahabatnya yang sedang asik memainkan ponselnya.

"Yauda yu" Balas amanda. Mereka berempat berjalan santai menuju kantin. Banyak sorot mata laki laki yang memerhatikan mereka disepanjang jalan. Itu hal yang wajar, memang setiap hari nya mereka menjadi sorotan para laki-laki. Ya jawabannya hanya satu. Mereka berempat mempunyai paras yang membuat siapa saja yang melihatnya akan menatap mereka dengan senyuman manis yang menurutnya akan dibalas oleh mereka berempat. Walau mereka berempat terkenal murid yang nakal dan selalu membantah perintah guru. Mereka juga mempunyai hati yang sangat baik untuk menghargai orang yang juga menghargainya.

Kini mereka berempat sudah menginjakkan kakinya di kantin. Sebelum mencari tempat untuk makan, mereka terlebih dahulu memesan makanannya.

Nubah mengajak ketiga sahabatnya untuk duduk di tempat meja kantin paling belakang. Tentu saja langsung di angguki ketiga sahabatnya. Baru saja sintia melangkahkan kakinya. Kontak matanya menangkap kedua remaja yang sedang asik tanpa memperdulikan orang disekitarnya.

Senyum sintia memudar ketika ia menyadari kalau yang ia lihat itu adalah orang yang ia sayangi sendiri. Memang sudah 5 hari ini sintia sering kali melihat pemandangan yang ia jujuri tidak ingin melihatnya. Dan jika sintia bisa bertanya pada manusia yang hidup di dunia. Sintia ingin bertanya, apakah ada satu saja orang yang bisa terus menerus sabar dan tabah jika melihat orang yang ia punya harus setiap harinya bersama oleh wanita lain?

Angga yang sedang asik berbincang tentang masa lalu dengan zingga pun ikut memperhatikan wajah sintia yang tersenyum. Tetapi angga tau betul, itu senyuman palsu yang sintia tunjukan untuk orang lain agar tidak ada yang mengetahui kesedihan yang ia rasakan saat ini.

Angga memandang sintia dari jarak yang agak jauh, mata mereka bertemu agak lama. Hingga akhirnya angga dahulu lah yang memutuskan kontak mata mereka karna teguran dari zingga. Angga pun bingung, mengapa dirinya begitu lupa diri ketika membicarakan tentang masa lalunya bersama zingga. Ternyata benar ucapan david, dirinya memang seperti anak kecil yang ingin memiliki semua yang ia inginkan.

"Lo gapapa?" Tanya nubah pelan setelah ia mengetahui bahwa sahabatnya ini sedang memperhatikan angga dan zingga dari kejauhan.

"Gapapa kok" Balas sintia tersenyum tipis.

"Yauda kita makan aja. Kayaknya jam istirahat selesai langsung bel pulang deh." Seru nubah sembari memasukan sendok kedalam mulutnya yang sudah berisi bakso.

"Seriusan?" Tanya sintia.

Nubah mengangguk sambil mengunyah makanannya.

"Bagus deh kalau gitu. Gue gabisa terus terusan diem aja kayak gini. Kesannya gue lemah kalau gue engga bertindak apa apa." Gumam sintia dalam hati.

Selesai memakan makanannya. Sintia dan ketiga temannya langsung memasuki kelasnya kembali untuk mengambil tas mereka masing masing. Ternyata benar, bel pulang sudah berbunyi. Entah apa alasannya. Mereka tidak perduli.

"Lo mau langsung pulang?" Tanya sintia pada ketiga sahabatnya.

"Iya. Emangnya mau kemana lagi?" Tanya ipeh.

Your Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang