Jangan terlalu berharap lebih kepada manusia hanya karna kebaikannya.
Sintia_
🍁🍁🍁🍁🍁
Hari ini hari senin. Siswa dan siswi SMA nusa bakti sedang menjalani kegiatan ucapara ditengah lapangan.
Begitu juga dengan sintia dan ketiga temannya yang sedari tadi sudah mendengus kesal karna pak kepala sekolah tidak berhenti henti nya memberi amanat kepada murid muridnya.
"Aish, kaki gue pegel," Dengus amanda kesal.
"Lo kira lo doang yang pegel, gue juga sama. Mending lo diem daripada ngomong terus, risih tau gak." Celetuk ipeh yang sudah menahan panas nya matahari.
Nubah dan sintia hanya diam mendengar perdebatan mereka berdua. Sintia mendelik aneh ke arah nubah yang asik dengan permen karet di mulutnya, padahal jika guru tau pasti gadis itu kena omelan.
Mata sintia sedaritadi tak lepas dari lelaki yang berdiri di barisan lumayan dekat dengannya. Hanya di lewati oleh 3 barisan dari kelas lain.
Tak dengan lelaki itu, mata sintia juga mengarah ke gadis yang berbaris di sebelah angga. Sintia mengerutkan keningnya bingung, mengapa gadis itu terlihat sangat lesu dan lemas?
"Via, lo gapapa?" Tanya angga pelan menatap via yang tingginya hanya sebahu dengan dirinya.
Via melemparkan senyumannya lalu menggeleng. "Aku gapapa kok kak, cuman pusing sedikit," Balas via.
"Tapi muka lo pucat, kalau sakit lo izin ke UKS aja." Ujar angga berbisik agar tak terdengar oleh teman lainnya.
Lagi lagi via menggeleng. "Aku masih kuat kok kak," Balasnya dengan muka biasa biasa saja. Padahal jika orang lain tau, jantungnya sudah ingin keluar karna terlalu berdetak lebih kencang dari biasanya.
Angga mengangguk pasrah lalu kembali mendengarkan amanat yang masih di lontarkan. Angga menoleh ke arah sintia, tetapi saat ia menatapnya, sintia dengan cepat memalingkan wajahnya ke arah lain.
Angga tersenyum diam diam, ia sebenarnya tau gadis itu sedaritadi sedang memperhatikannya.
Brukk!
Semua mata siswa dan siswi langsung mengarah ke arah sumber suara. Mereka terkejut ketika melihat siswi yang sudah terkapar lemas disana.
"Via, lo gapapa?" Tanya angga yang sudah berjongkok di sebelah gadis itu dengan satu tangan yang angga genggam.
"Pu..sing." Lirih via sembari memegangi kepalanya yang terasa pening.
Dengan rasa khawatir angga dengan cepatnya menggotong tubuh gadis itu dengan gendongan ala brider style.
"Angga, kenapa harus kamu yang bawa dia si?" Tanya zingga yang sudah berdiri di sebelah angga dengan tatapan yang tak suka yang ia lempari menatap via.
Angga mendecak sebal, ini bukan waktunya untuk membahas hal yang tak seharusnya mereka bahas.
"Gue harus nolongin dia," Balas angga datar dengan sesekali menatap wajah via yang semakin pucat di gendongannya.
Zingga semakin kesal menatap via lalu beralih menatap angga. "Ya kenapa? Dia itu bukan siapa siapa kamu. Jadi kamu gaperlu repot repot ngurusin dia. Kan bisa orang lain yang bawa. Lagian dia pasti cuman drama tuh biar kamu perduli sama cewek upik abu kayak dia." Kata zingga dengan nada sedikit tinggi.
Angga melirik zingga tajam hingga yang dilirik hanya bisa bergerik ngeri. "Karna gue sayang sama dia." Balas angga dengan wajah datar nya lalu beranjak pergi meninggalkan kerumunan itu menuju UKS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Story [COMPLETED]
Teen Fiction(TAHAP REVISI⚠!) [WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!] [JANGAN LUPA VOTE AND COMENNYA] [Cerita ini dibuat saat saya belum paham soal bahasa kepenulisan, maka dari itu banyak kata-kata atau bahkan tidak sesuai EYD. Semakin lama mengikuti alur, semakin rap...