RASAMU YANG TERPENDAM

76 13 0
                                    

Maaf, aku terlalu bodoh untuk mengetahui perasaan orang lain untukku.  Sampai aku tak sadar jika aku telah menyakitinya.

Sintia_

🍁🍁🍁🍁🍁

"Sintiaaa bangunn deekkkkk!" Ucap rina sembari membangunkan anaknya yang masih tertidur pulas.

"Hmm" Ujar sintia dengan mata yang masih tertutup rapat.

"Cepat bangun, angga udah nungguin kamu daritadi."

"Hah?!!" Buru buru sintia bangun dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah itu ia memakai seragam sekolahnya.

Sintia langsung keluar dari kamar dan turun dari tangga menghampiri rina.

"Aku sarapan di sekolah aja ya. Uda telat nih." Ucap sintia lalu mencium punggung tangan rina.

Sintia berjalan keluar dari rumahnya. Dan benar, ia melihat ada motor di depan halaman rumahnya.

"Kak, maaf ya lama."Ujar sintia

"Gapapa sayang." Balas angga sambil merapihkan rambutnya.

"Ayo naik." Sambungnya. Sintia naik di boncengann angga dengan hati hati.

Sintia mengerut kan keningnya dan mengendus-ngendus wangi parfum yang sangat lekat di penciumannya.

"Kak ini wangi parfum kakak?." Tanya sintia pelan.

Angga memgangguk mantap. "Iya. Kenapa? Wangi ya?." tanya-nya.

"Ihhh kok kakak sekarang jadi ganjen banget si. Biasanya juga engga pernah pake parfum se banyak ini." Ujar sintia.

"Ganjennya ke kamu doang sayang. Kalau ke yang lain si engga."

"Yauda cepet jalan!"

Angga menancap gas motornya dengan lumayan cepat. Tak butuh waktu lama akhirnya mereka berdua sampai di sekolahnya dan langsung memakirkan kendaraannya.

"Kaka ngapain ngikutin sintia? Kelas kita kan beda arah." Tanya sintia.

"Mau nemenin kamu sampe aman." Ucapnya.

"Tuh dah sampai, sana balik!"

"Kok aku di usir si?."

"Engga gitu kak, dikit lagi bel masuk. Kaka jangan bolos ya. Awas aja,"

Angga terkekeh lalu mengacak puncak rambut sintia dengan gemas. "Iya sayang. Belajar yang rajin yaa. Istirahat aku tunggu di kantin." Ucapnya lalu pergi meninggalkan sintia.

Sintia memasuki kelasnya yang sudah ramai. Lalu ia berjalan ke tempat duduknya. Sintia mengerut kan keningnya karna ketiga sahabatnya menatap dirinya tidak berhenti sedaritadi.

"Lah lo pada kenapa si anjir?." Tanya sintia.

"Emangnya kita kenapa?" Tanya nubah.

"Ngeliatin gue." Ucap sintia.

"Lah anaknya si rina ge'er nya tingkat dewa." Sahut amanda.

"Babi!"

Bel masuk berbunyi, dan saat itu juga bu nadira memasuki kelas.

"Selamat pagi anak anak."

"Pagi buuuu."

"Sekretaris ibu minta tolong, lanjutkan catatan yang kemarin ya. Hari ini harus di selesaikan juga."

Sekretaris yang bernama bunga itu mengangguk lalu mengerjakan apa yang bu nadira suruh.

"Sintia dan nubah tolong maju kedepan sebentar." Pinta bu nadira.

Your Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang