Happy reading!
Hari ini, siswa-siswi SMA Nusa Bakti sedang ramai membicarakan tentang berita yang hari ini sudah menyebar luas kemana mana.
Sintia yang sedang berjalan di koridor sekolahnya seorang diri merasa risih karna sedaritadi telinganya tak ada henti hentinya mendengarkan ocehan demi ocehan yang terlontar dari mulut teman teman sekolahnya.
Sintia mempercepat langkahnya untuk segera sampai kedalam kelas. Tak butuh waktu lama, akhirnya dirinya sudah sampai didepan kelasnya.
Sintia masuk dengan wajah yang tak berekspresi. Ia menatap tak suka teman sekelasnya yang kini tengah memandangnya dengan tatapan yang Sintia tak tau artinya apa.
Sintia berusaha tak memperdulikan tatapan dari teman-teman sekelasnya, ia melanjutkan langkahnya dan duduk ditempat duduknya.
Lagi-lagi, sintia tak nyaman dengan tatapan yang diberikan oleh ketiga sahabatnya dan juga Satya. Ingin sekali Sintia bertanya apa maksud dari tatapan yang tidak jelas seperti itu.
"Sin, lo gapapa?" Tanya Nubah dengan hati-hati.
Sintia mengangguk sekali lalu menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya.
Nubah, Amanda, Ipeh dan Satya hanya bisa diam memaklumi sikap Sintia hari ini. Ia tau betul, pasti gadis itu sedang tidak baik-baik saja.
"Bisa-bisanya dia pacaran sama si Angga, padahal kan gue yang udah naksir sama dia dari lama,"
Sintia mengangkat kepalanya untuk melihat kearah sumber suara. Sintia hanya diam sambil menatap dua manusia yang baru saja memasuki kelas sambil memperbincangkan hal yang sedari tadi sintia dengar dari gerbang sekolahnya.
"Ya berarti dia bukan jodoh elo," Balas Luffi terkekeh.
Farid mendelik tak suka dengan ucapan temannya. "Tapi gantengan gue kan?" Tanya Farid dan membuat Luffi bergedik geli lalu melangkahkan kakinya untuk duduk ditempatnya.
Sintia menghembuskan nafasnya kasar lalu bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kelas begitu saja tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulutnya.
Satya yang masih setia menatap punggung gadis itu yang sudah terhalang tembok sekolah. Ia ikut menghelas nafasnya pelan, ia bingung harus bagaimana membuat gadis itu tersenyum kembali.
"Kalian bertiga lebih baik temenin Sintia, kalian ikutin kemana pun dia pergi. Gue tau dia lagi gak baik-baik aja," Ucap Satya kepada tiga gadis yang tengah duduk dihadapannya.
Nubah, Amanda dan Ipeh mengangguk setuju lalu bangkit dari duduknya dan berlari kecil agar cepat menyusul kemana temannya pergi.
Angin yang lumayan kencang membuat Sintia ingin menutup kedua matanya di sofa roftoop sekolahnya ini. Ia memang mendatangi dirinya seorang diri disini. Ia butuh ketenangan daripada harus mendengarkan hal hal yang membuat hatinya panas.
Sintia berdecak kesal setelah menyadari ketiga temannya datang menghampirinya. Nubah, Ipeh dan Amanda duduk di sebelah Sintia sambil menatap wajah temannya itu.
"Ngapain kalian kesini?" Tanya Sintia.
Nubah berdeham lalu membenarkan posisi duduknya. "Kita mau temenin elo," Balasnya.
Sintia menoleh sambil merautkan wajah seperti orang bertanya. "Emangnya gue kenapa sampe kalian mau temenin gue?" Tanya Sintia.
Nubah tertawa kecil mendengarkan pertanyaan bodoh dari temannya ini. "Gausa pura-pura bodoh. Gue tau lo lagi gak baik-baik aja, jadi lo gaperlu bohongin kita bertiga," Ujar Nubah sambil tersenyum kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Story [COMPLETED]
Fiksi Remaja(TAHAP REVISI⚠!) [WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!] [JANGAN LUPA VOTE AND COMENNYA] [Cerita ini dibuat saat saya belum paham soal bahasa kepenulisan, maka dari itu banyak kata-kata atau bahkan tidak sesuai EYD. Semakin lama mengikuti alur, semakin rap...