JEJAK JALAN

89 12 0
                                    

"ANAK-ANAK, AYO CEPAT MASUK KE DALAM BARISAN KELOMPOK KALIAN MASING-MASING!" Pinta pak Karyo.

"BAPAK AKAN PECAHKAN KELOMPOK KALIAN MENJADI BERCAMPUR DENGAN KELAS 10 MAUPUN KELAS 11 DAN 12!".

Murid-murid hanya diam sambil memandangi pak Karyo yang sedang mencatat nama untuk kelompok jejak jalan nanti.

"OKE SEKARANG BAPAK SUDAH MENYESUAIKAN NAMA NAMA YANG BAPAK PILIH UNTUK DIJADIKAN SATU KELOMPOK, KELOMPOK PERTAMA, KEVIN, NOPAL, RASSYA, FARID, FERDY, LUFFI, ZINGGA, NUBAH, IPEH, ANGGI DAN WANTI." Ucap pak Karyo.

"Kenapa gue harus satu kelompok sama boneka anabel si?!" Ujar Ipeh kesal.

"Syukuri apa yang ada, yang penting lo satu kelompok sama kak Kevin!" Sambung Sintia menggoda dan membuat Ipeh mengukir senyumannya.

"KELOMPOK KEDUA, ANGGA, DAVID, SATYA, ZACKY, FAQIH, SINTIA, AMANDA, FINI DAN RARA!" sambung pak Karyo lalu menyebutkan satu persatu siswa siswi lainnya.

"Gaadil banget si, harusnya kan kita tetep satu kelompok, bukannya malah pisah kayak gini!" Celetuk Nubah cemberut.

"Bener tuh, kita kan punya ikatan batin!" Balas amanda.

"Mukak lo ikatan batin! Udah ayok!" Ucap ipeh lalu menarik lengan nubah agar menghampiri 6 lelaki itu.

"Eh sayang kita engga satu kelompok ni, gapapa kan? Ada kevin, nanti gue titip lo ke dia." Ucap david pada ipeh yang baru sampai.

"Apaan si lo? Lo kira gue barang?."

"Jangan cemberut dong, nanti disana setannya pada takut sama lo." Ujar david dengan senyum jahilnya.

"Tiaa, mandot, kita duluan yah, lo hati hati disana." Kata ipeh sebelum ia menjalankan kegiatan nya.

"Iya sayang." Sambung david.

"Bukan ke elo tolol!" Ujar nopal.

"Ngikut aja."

Lalu mereka berjalan mengikuti arah tanda panah yang sudah di persiapkan terlebih dulu.

"Yauda sin, ayo kita jalan." Ajak satya pada sintia.

"Udah lo duluan, biar dia sama gue." Ujar angga tiba tiba.

"Ya..yauda sat, l..lo duluan aja ya." Ucap sintia hati hati, jujur ia tidak enak berkata seperti itu ke satya, bagaimana pun satya sudah banyak menolong nya.

****

"Jalannya lelet banget si lo? Cepetan! Lo kira kita nungguin lo doang?!" Dengus ipeh kesal sambil menatap ke arah zingga dan anggi yang jaraknya lumayan jauh dari mereka.

"Ya lo sabar dong! Ini jalanan becek banget, ga liat lo? Atau buta?!" Balas zingga sinis.

"Mulut lo jaga! Cuman becek sedikit aja lebay nya sampe ke urat urat." Ucap ipeh tak suka.

"Emang ini air darimana? Kan enggak hujan sama sekali?" Balas kevin.

"Bego banget si lo, namanya hutan ya pasti air bisa dateng dari mana aja,apalagi banyak pohon pohon atau daun daunan disini, jadi wajar aja kalau agak becek." Balas ipeh.

Mereka berjalan pelan sambil menengok kanan kiri untuk mencari tanda panah agar bisa lebih cepat sampai finish.

"Zingga, lo pegang senter yang bener, arahin senternya yang bener, jangan ngarahin kemana mana, lo gimana si?!" Ujar ipeh.

"Lo lewer banget si! Ya hak gue mau ngarahin kemana juga, senter senter gue kok!" Balas Zingga.

"Udah lanjut jalan, ini lagi gelap banget!" Celetuk kevin.

Your Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang