Kita adalah dua insan yang kini tengah berada di titik kesalah pahaman.
Sintiaa_
🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Keesokan harinya, Sintia tetap menjalankan aktivitasnya sebagai siswa kelas 10 di SMA Nusa Bakti.
Sekarang sudah jam istirahat. Sintia dan ketiga temannya sudah duduk di kantin bersama satya.
Mereka asik melahap nasi goreng yang sebelumnya sudah mereka pesan.
"Lo laper atau doyan?" Tanya nubah dengan raut wajah bingungnya menatap Sintia yang memakan nasi goreng seperti orang kelaparan.
Sintia mengangguk cepat. "Gwue lawper, soawlnya twdi gak swempet sarawpan," Balas Sintia dengan nasi goreng yang masih ada didalam mulutnya.
"Kalau makan jangan ngomong dodol," Seru Ipeh sembari menyeruput teh dinginnya.
Sintia cengengesan lalu mengangguk. "Kwan dwia nawnya, yawudah gwe__"
Uhuk uhuk
Nubah, Ipeh dan Amanda tertawa sedikit kencang melihat temannya itu tersedak nasi goreng dimulutnya. Salah sendiri berbicara ketika sedang memakan.
Sintia terbatuk-batuk lalu meminum teh dingin yang baru saja diberi oleh Satya yang duduk di sebelahnya sambil mengusap-usap punggung Sintia pelan.
Saat sedang seperti itu, Angga dan keempat temannya secara bersamaan baru saja menginjakkan kakinya di kantin. Dan Angga memberhentikan langkahnya ketika melihat pemandangan seperti itu.
Nafas lelaki itu memburu, kedua tangannya ia kepalkan. Karena tak tahan, akhirnya ia memalingkan pandangannya ke arah lain.
"Makasi ya Sat," Ucap sintia seraya tersenyum didepan Satya.
Satya mengangguk lalu melemparkan senyumannya juga.
"Aish. Sat, kok elo bisa punya lesung pipi si?" Tanya Amanda yang memang sangat menyukai lesung pipi milik Satya.
Satya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Eum, gue juga gak tau. Bunda gue bilang si, ini dari lahir," Balas Satya.
Amanda mangut-mangut tanda mengerti, lalu ia kembali menatap Satya. "Terus kenapa gue gak punya ya?" Tanyanya dengan tampang polosnya.
"Banyak tanya. Lo tanya aja sono sama emak lo!" Celetuk Ipeh sambil menoyor kepala Amanda tak berdosa.
"Emang lo, kan gak semua orang punya lesung pipi," Sambung Nubah jengkel.
Amanda mencibirkan bibirnya mendengar jawaban dari teman-temannya. Kapan dirinya benar? Sepertinya ia selalu salah dimata mereka.
Bel berbunyi masuk. Sintia lebih dulu bangkit dari duduknya karna ia yang membayar pesanan dirinya dan teman temannya hari ini.
Setelah selesai membayar. Baru saja ia ingin menghampiri keempat temannya. Namanya sudah di panggil dari belakang.
"Dek!" Panggil David sedikit kencang seraya melambai-lambaikan telapak tangannya ke arah Sintia.
Sintia mendengus kesal, lalu dengan malas ia menghampiri ketempat David yang sedang duduk bersama keempat temannya.
"Apaan?" Tanya Sintia tak santai.
"Hari ini gue gak bisa pulang bareng lo. Soalnya gue ada balapan pulang sekolah," Balas David sambil merapihkan rambutnya yang berantakan.
Sintia menaikan alisnya sebelah. "Sok-sok an banget si lo, kalau lo ketabrak atau jatuh gimana?" Tanya Sintia dengan wajah galaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Story [COMPLETED]
Teen Fiction(TAHAP REVISI⚠!) [WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!] [JANGAN LUPA VOTE AND COMENNYA] [Cerita ini dibuat saat saya belum paham soal bahasa kepenulisan, maka dari itu banyak kata-kata atau bahkan tidak sesuai EYD. Semakin lama mengikuti alur, semakin rap...