Aku bodoh, bodoh karna sama sekali tidak pernah memahami diri mu disaat kamu selalu mengorbankan apa saja untukku.
Sintia_
🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Kringg kringgg
Bel istirahat berbunyi, Sintia bangkit dari tempat duduknya sambil memegang selembar kertas ulangan nya dan menaruhnya di meja guru, begitu juga dengan teman-teman sekelasnya.
Setelah menaruh kertas ulangannya, Sintia kembali duduk ditempatnya dengan senyuman yang sedaritadi tak hilang sedikitpun.
Memori yang baru saja ia dan Angga buat kemarin selalu saja memutari pikirannya dan membuat Sintia tersenyum-senyum seorang diri.
Nubah, Ipeh dan Amanda bergedik geli melihat temannya itu yang sedaritadi tersenyum, mereka pun bingung apa yang terjadi dengan gadis itu.
"Sin, lo masih waras kan?" Tanya Nubah dengan wajah bingungnya.
Sintia menoleh dengan satu alis yang terangkat, tak lupa senyuman yang masih terbit di bibirnya.
"Gue? Gue gapapa kok," Balasnya di iringi senyumannya.
"Terus kenapa daritadi lo senyum senyum? Gila lo ya?" Sambung Amanda.
Sintia menggelengkan kepalanya. "Kalian mau tau gak? Gue kemarin ngabisin satu hari bareng kak angga," Seru Sintia senang.
Nubah, Ipeh dan Amanda mendengar tak percaya dengan ucapan yang dilontarkan oleh Sintia tadi. Menghabiskan waktu dengan Angga? Apakah gadis itu sedang berhayal?
"Halu lo ya?" Tanya Ipeh curiga.
"Dia kan udah punya pacar, masa iya si bisa jalan sama lo," Lanjut Nubah.
Sintia berdecak sebal karna mereka tidak percaya dengan perkataan yang tadi ia ucapkan.
"Gue beneran. Gue diajak ke pantai liat senja, terus malemnya gue masang petasan sama lampion. Gimana-gimana? Kalau kayak gini terus, gue bisa bisa bakalan terus flashback ke masa lalu." Ucap Sintia panjang lebar sembari menopang dagu nya menggunakan kedua telapak tangannya.
"Katanya udah gak suka," Celetuk Nubah.
Sintia menoleh lalu menghela nafasnya pelan. "Kantin yuk?" Ajaknya. Alasan sebenarnya adalah seharian ini ia belum bertemu dengan Angga, dan mungkin saja lelaki itu ada di kantin bersama keempat temannya.
Sintia dan ketiga temannya berjalan menyusuri kantin. Setelah sampai, Sintia terlebih dulu menghampiri tempat yang David duduki.
"Lah? Kak Angga kok gak sama kalian?" Tanya Sintia.
David mengangguk. "Dia gak masuk," Balasnya.
"Kenapa?" Tanya Sintia.
David mengangkat bahunya acuh. "Gak ada keterangan," Balasnya dan membuat Sintia kesal, mau tak mau ia harus mengajak ketiga temannya untuk bergabung di satu meja bersama David dan teman-temannya.
Selang beberapa jam, bel pulang sudah berbunyi. Semua murid berlarian dan berhamburan keluar kelas.
Sintia berjalan seorang diri dengan perasaan yang tidak enak, sialan mengapa perasaan itu harus datang lagi?
"Lo gak kemana mana kan kak? Gue mau langsung balik, capek." Ucap Sintia ketika dirinya sudah berada di parkiran bersama David.
David mengangguk lalu menaiki kendaraannya, di ikuti Sintia yang naik keboncengannya.
Setelah sampai, Sintia turun dari motor David lalu beranjak masuk kedalam rumahnya di ikuti David dari belakang.
Rina dan Dimas yang tengah asik menonton televisi di ruang tamu, mengerutkan keningnya melihat wajah Sintia yang berubah tidak seperti pagi tadi yang terus menerus tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Story [COMPLETED]
Teen Fiction(TAHAP REVISI⚠!) [WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!] [JANGAN LUPA VOTE AND COMENNYA] [Cerita ini dibuat saat saya belum paham soal bahasa kepenulisan, maka dari itu banyak kata-kata atau bahkan tidak sesuai EYD. Semakin lama mengikuti alur, semakin rap...