[12] SIAP??

498 15 0
                                    

"Kita hanyalah sepasang manusia yang biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kita hanyalah sepasang manusia yang biasa. Ketika ekspetasi konyol yang mengelabui kita, dan bertemu realita gila yang menjadi sebuah fakta dari semuanya"

Azelina menarik tali sepatunya yang 'tak sengaja terlepas. Dengan posisi yang duduk berjongkok, Wanita itu mengikat sepatunya hingga kencang.

Tanpa ia sedari, seseorang berdiri di depannya dan memperhatikan Azelina. Perlahan-lahan Azelina melirik ke atas, pandangannya terhenti saat sebuah senyuman seketika menyentrum hatinya.

"Ngapain lo, nungguin gue?" tanya Azelina dengan kekehan kecilnya. Setelah ikatan yang ia rasakan telah kuat, Wanita itu bangkit.

Posisi dua orang itu berhadapan, tinggi Azelina yang tidak dapat di katakan rendah ataupun tinggi. Berbanding jauh dengan seseorang yang berada di depannya, Alvino dengan rambut terurai itu menghela nafasnya pelan.

"Udah jam berapa ini, lo sekarang pindah profesi jadi satpam?" Alvino melesatkan senyum liciknya di akhir kata.

Sontak Azelina menepuk dada bidang Pria itu, membuatnya sedikit terdorong. Azelina menarik dasi segitiga Alvino, mengulingkannya di pergelangan tangan yang cerah merona.

"Udah lah bosen gue dengerinnya. Lo buat nafsu gue muncul," ujar Azelina dengan nada tajam.

"Apa? Lo mau apa sama gue, kali ini gue gak takut ancaman lo," ujar Alvino terkekeh hingga menampilkan gigi bersih Pria itu.

"Bagus deh, jadi gue gak perlu minta izin lagi dong kalo mau mantap-mantap!" timpal Azelina beralih ke kancing kemeja Alvino.

Lengan Azelina tertahan oleh genggaman tangan Alvino. Pria itu menegak ludahnya, kini ia sadar jika semakin ia melawan, pertahanannya akan semakin di rusak oleh Azelina.

"Kenapa? Katanya gak takut, apa perlu kita ke UKS yang ada kasur empuknya?" tanya Azelina penuh dengan kelicikkan.

Kini Alvino itu merasa di lecehkan oleh Azelina, seorang Wanita yang berkekuatan rendah dari dirinya yang seorang Pria. Alvino bukanlah pecundang yang banyak materi tertimbang praktek. Ia sadar jika melakukan hal itu, sama saja ia membuat nyali untuk bertahannya seolah-olah seperti pecundang.

"Kasur mobil gue lebih empuk. Lo kira standard gue murahan, kaya lo langsung main buka-bukaan," tegas Alvino membuat Wanita itu terpaku di tempat.

Tangan Azelina yang tergenggam tadi, segera ia hempaskan ke sembarang arah. Pertemuan dua manusia yang saling keras kepala akhirnya di mulai, tanpa palu persidangan keadaan semakin memanas.

"Oke, gue gak mau kalah. Malam nanti temuin gue di asrama, jangan harap ada alasan yang bakal nunda kedatangan lo, " timpal Azelina meletakkan kedua lengannya di atas perut.

"Fine! Jangan pernah lagi bilang gue yang bukan-bukan kalau udah terlaksana, dan gak ada kata menyerah jika gue sergap." Dengan mata yang malas, Alvino berbalik pergi meninggalkan Azelina di depan kelas.

A Z E L I N A [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang