[40] BIARLAH BERLALU

321 8 0
                                    

"Kadang kita perlu di tegaskan saat berada di jalan yang salah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kadang kita perlu di tegaskan saat berada di jalan yang salah. Hanya saja kita terlalu bodoh untuk menanggapi masalah itu dengan mengacuhkannya, tanpa kita sadari salahnya kita akan menjadi kata sesal"

Cuaca hari yang begitu cerah, membuat kulit tangan Azelina hampir terbakar. Ia yang sedang menjemur pakaian di belakang ruangannya, segera masuk ke dalam setelah selesai.

Tenggorokkan Azelina seketika kering, hingga ia membuatkan susu untuk ia minum. Segelas susu itu ia nikmati dengan menonton televisi. Berlama-lamaan di rumah memang membosankan, walaupun ia keluar, Azelina bingung hendak kemana.

Beberapa jam lagi, hari akan beralih ke siang, dan Azelina masih kebingungan ingin melakukan hal apa. Sehingga ia merasa mengantuk, lalu meniatkan dirinya untuk tidur sejenak.

Siang hari yang begitu panas, membuat Azelina sulit untuk tidur, hingga ia meniatkan diri berjalan-jalan di luar sejenak. Langkah Azelina pelan, menyusuri jalan yang mencakup beberapa ruangan.

Nomor ruangan Azelina tertuliskan angka 69, berhadapan dengan nomor kamar urutan pertama. Asrama itu terdiri dari berbagai ruangan, hanya saja penghuninya sudah tidak ada, kecuali Azelina seorang.

Ingin rasanya Azelina pindah, tapi ia lebih nyaman berada di tempat itu. Walaupun sepi, setidaknya ia tidak perlu membayar uang asrama lagi.

Setiap langkahnya berjalan, Azelina sadar semenjak kehamilannya, ia tidak pernah menceritakan itu kepada Ayunda serta saudara yang lain. Lagipula, Ayunda malah akan menghina Wanita tersebut.

♧♧♧

Siang hari sudah bermulai, melewati pagi hari yang membuat Azelina bosan. Beberapa menit kemudian, terdengar suara langkah seseorang menyelunup masuk.

Perasaan Azelina tidak nyaman, sehingga ia bersembunyi dengan sebatang sapu lantai di tangannya. Suara langkah itu semakin jelas, mengarah ke kamar tempat persembunyian Azelina.

"SIAPAA KAMUU!!" teriak Azelina menyiapkan sapu itu untuk memukul.

Tapi, seketika Azelina malah terkejut saat melihat orang itu adalah Alvino.

"Ish,,, ngagetin aja sih!" lirih Azelina mengerutkan dahinya, memalingkan pandangannya ke lain arah.

"Kenapa sih? Lo kira gue maling apa?" tanya Alvino dengan kekehan tawa.

Azelina menyimpan sapu itu pada tempatnya semula, kembali menghadap ke depan Pria tersebut.

"Lo kenapa gak ngetuk pintu? Main masuk aja, sebel tau," decak Wanita itu menyimpan kedua tangannya ke atas perut.

"Hehe, gue sengaja mau bikin kejutan aja," ledek Alvino mencubit pelan pipi Azelina.

"Kejutan? Terus tadi kalau gue jantungan gimana? Mau anak lo kenapa-napa?" tegas Azelina mengerutkan dahinya berulang-ulang kali.

A Z E L I N A [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang