"Terkadang kita membutuhkan ketenangan pada keramaian, dan kadang juga kita membutuhkan keributan dalam keheningan. Tidak memastikan akankah kebutuhan kita dapat terpenuhi, karena dunia bukan milik kita seorang"Tangan Azelina menyelinap ke sebuah tas kecil, ia mengambil pouch make up nya. Mempoleskan beberapa bedak ringan dan yang lainnya ke wajah Wanita itu.
Sepulang dari bersama Alvino, Wanita itu segera bekerja di minimarket. Melalui hari bersama Alvino memang menyenangkan, di tambah dengan serbuan ucapannya yang membuat Azelina luluh. Tidak dengan menunggu pembeli, justru memang sangat membosankan, setidaknya Azelina bisa menelpon Alvino.
Sebelum itu, Azelina membereskan semua peralatan yang ia keluarkan ke dalam tas kecil. Di mulai dari kuas-kuas yang runcing, hingga ke beberapa benda lainnya.
"Halo," sapa Alvino yang terdengar dari speaker ponsel Azelina.
Azelina tersenyum, "halo Suami-ku, lagi ngapain?" tanya Azelina dengan kekehan tawa pelan.
"Lagi ngantuk, mau tidur," jawab Alvino 'tak sengaja terdengar menguap.
"Ishh, baru jam 8 kok udah tidur," decak Azelina seakan-akan minta di manja.
"Tutup dulu ya, beneran ngantuk nih!" lagi-lagi jawaban Alvino sama dengan sebelumnya.
Azelina melihat seseorang masuk, "Yaudah tidur gih, gue mau kerja dulu," ucap Wanita itu memutuskan sambungan panggilannya.
Beberapa menit, seseorang tersebut melangkah menghampiri Azelina. Langkahnya yang tegap, dengan kemeja hitam, membuat Azelina yakin bahwa ia adalah seorang pegawai.
Pria itu meletakkan barang belanjaannya di depan Azelina. Dengan segera Azelina mengecek harga barang pesanan Pria tu, setelahnya memberikan nota pembayaran.
"Siapa namamu?" tanya Pria itu dengan sedikit senyuman di bibirnya.
"Azelina, pak!" jawab Azelina dengan ragu-ragu untuk memperkenalkan namanya pada orang asing seperti yang ia temui sekarang. Bahkan banyaknya edaran tentang Polisi Intel yang senantiasa menelaah sesuatu, termasuk pelacur seperi Azelina.
"Jangan panggil bapak, umur kita 'tak jauh berbeda, panggil saja Zayn," ujar Pria itu memberitahukan namanya.
Zayn
Nama itu terngiang-ngiang di kepala Azelina. Akan tetapi tidak akan pernah berhasil menyingkirkan satu nama spesial, Alvino.
"Boleh minta nomormu?" tanya Pria itu selaku bernama Zayn, menyerahkan ponselnya yang sudah mempersiapkan keyboard di layarnya.
Perlahan-lahan Azelina menarik ponsel tersebut. Hatinya seakan tidak yakin untuk memberi nomornya, tapi mungkin saja maksud Zayn baik-baik.
"Terima kasih, Aku tidak menganggumu bukan, jika nanti nomor ini ku telpon," kata Pria itu sebelum mengambil kantong plastik belanjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Z E L I N A [COMPLETED]
RomanceFOLLOW SEBELUM MEMBACA^^ THANK YOU Sulit hidup di dunia sekarang. Berbagai hal selalu menggunakan uang, lantaran mencari uang itu sendiri lebih menyulitkan. Ketika Wanita mengambil jalur sebagai pelacur, merelakan tubuhnya di santap pemburu. Apa yan...