[19] PERTAMA KALINYA

611 17 0
                                    

"Belajarlah dari angka nol, walaupun tidak di anggap menjadi angka pertama, ia tetap ternilai dalam suatu hitungan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Belajarlah dari angka nol, walaupun tidak di anggap menjadi angka pertama, ia tetap ternilai dalam suatu hitungan"

Azelina bangun pagi-pagi sekali. Matahari pagi hampir terbit, Azelina melangkah dari kamarnya bersama ponsel Alvino yang berada di meja nya. Alvino masih berada di sofa itu.

"Selamat pagi, bangun nanti telat sekolahnya," sapa Azelina mendekatkan mulutnya ke arah telinga Pria itu.

Perlahan-lahan mata Alvino berkedip-kedip. Ia duduk pada sofa itu, mengusap matanya dan mengambil ponselnya, melirik jam yang terlihat di layar ponsel itu.

"Tadi malam, lo gak ada ngapa-ngapain gue kan?" tanya Pria itu menyimpan ponselnya ke saku celana, setelahnya melipat selimut yang membungkus tubuhnya.

Azelina terkekeh, "Ada dong," ucap Wanita itu tersenyum.

"Beneran?" Pria itu melirik Azelina berusaha menyakinkan Azelina.

"Iya. Gue perkosa dalam keadaan lo tidur pulas di sofa ini," tipu Azelina di sertai tawa yang keras.

Alvino menyunggingkan bibirnya, mengetahui Azelina membohonginya pada pagi-pagi buta ini. Setelah selimut itu selesai di rapihkan, Alvino memberinya kepada Azelina.

"Makasih udah izinin numpang tidur, gue mau pulang." Pria itu tersenyum berjalan melangkah ke arah pintu.

Azelina yang merasa ada yang tertinggal, memberhentikan langkah Pria itu yang seketika berbalik menghadapnya kembali. Azelina mengecup pipi Alvino, mengakhirinya dengan sebuah senyuman merayu.

Alvino membalas senyuman itu, ia kembali membuka pintu dan pergi menghampiri motornya. Azelina melambaikan tangannya di depan pintu, walaupun Alvino tidak melihatnya.

♧♧

Hari menjadi semakin terik, siang hari telah bermulai. Azelina yang merasa bosan berada di asrama, berpikir untuk melamar sebuah pekerjaan.

Walau kendalanya pada ijazah, setidaknya menjadi penjaga toko atau yang lainnya. Azelina tidak ingin kembali menjadi seorang pelacur, ia sudah memiliki Alvino, cukup dia yang Azelina layani.

Mengurus persiapannya, Azelina hanya membawa ijazah SD dan SMP nya. Wanita itu mulai berangkat mengendarai motornya, berkeliling jalan mencari sebuah toko yang sederhana, dan pasti terdapat lowongan berkerja.

Azelina tiba pada sebuah toko sembako, ia memulainya dengan berbicara sopan. Namun, pemiliki itu berkata 'tak ada lowongan kosong.

Wanita itu kembali ke jalan raya, melintas beberapa zebra cross. Beberapa jam sudah Azelina berkeliling, namun 'tak menemukan satu lowongan untuk ia isi.

Demi melepaskan kelelahannya, Azelina menyinggahi diri pada sebuah taman kecil. Wanita itu melirik ponselnya, jarum jam yang menunjuk pukul 13.25, membuatnya memutuskan untuk membatalkan niat.

A Z E L I N A [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang