"Sejahat-jahatnya hakim pengadilan, akan ada sisi baiknya. Begitupun kehidupan, seburuk-buruknya keadaanmu, niscaya tunggulah kebaikkan untuk menyertaimu"
Langit yang semula gelap, menjadi terang dan memancarkan seberkas pelangi yang indah. Di sore hari itu, Azelina terbangun tiba-tiba, setelah mendengar buku yang berada di ruang itu terjatuh ke lantai.Kepala Azelina terasa pusing, sehingga ia duduk sejenak di atas kasur tersebut. Sembari jemarinya memijit pelan bagian atas kepalanya.
Wanita itu sulit mengingat apa yang terjadi siang tadi. Semakin ia memaksa untuk berpikir, semakin pula rasa sakit kepalanya bertambah. Azelina bergegas keluar dari ruangan itu, ia bertujuan untuk menghampiri Suster yang berada di lantai utama.
"Sus, tadi siang ada apa ya dengan saya?" tanya Azelina mengerutkan dahinya, sembari memijit-pijitkan kepalanya.
"Saya tidak tau Mbak, soalnya saya baru datang karena pergantian sesi kerja," ucap Suster tersebut tersenyum tipis.
"Oh ya, Sus! Maaf mengganggu waktunya," kata Azelina berbalik hendak kembali ke ruangnya.
"Mbak atas nama Azelina, 'kan?" tanya Suster tersebut dengan mengeraskan suaranya. Membuat Azelina berbalik dan menghampirinya lagi.
"Iya, ada apa Sus?" tanya Azelina berbalik.
Suster itu membuka laci, terlihat sedang mengambil sesuatu seperti amplop. "Ini, titipan dari Suster lain. Katanya dari Saudara Alvino," kata Suster itu menyulurkan amplop tersebut.
Alvino!
Akhirnya Azelina mengingat apa yang terjadi siang tadi. Keberangkatan Alvino yang akan melanjutkan sekolahnya, dan kepergian Ibu Alvino yang membawa paksa bayi nya.
"Makasih banyak Sus!" ucap Azelina setelah menerima amplop tersebut.
Azelina berlari mengarah ke ruang rawatnya semula. Membereskan beberapa pakaiannya, dan bergegas untuk pulang.
Setelah mendapatkan Taksi yang akan mengantarkannya ke tempat tujuan, yakni rumah kediaman keluarga Alvino. Untungnya, Azelina masih mengingat alamat rumah Pria itu, sehingga ia bisa menghampirinya.
Sesampainya ia di depan pagar rumah Alvino, 'tak lupa Azelina membayar biaya taksinya. Wanita itu berjalan masuk ke dalam halaman rumah, menaikki anak tangga dan mulai menekan tombol bel rumah tersebut.
Ding dong...
Ding dong...
Sebuah pintu terbuka lebar, menampakkan seorang Wanita paruh baya keluar dan menghampiri Azelina.
"Cari siapa, Neng?" tanya Bibi itu tersenyum menunduk di hadapan Azelina.
"Alvino ada?" tanya Azelina kembali menjawab pertanyaan Bibi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Z E L I N A [COMPLETED]
RomanceFOLLOW SEBELUM MEMBACA^^ THANK YOU Sulit hidup di dunia sekarang. Berbagai hal selalu menggunakan uang, lantaran mencari uang itu sendiri lebih menyulitkan. Ketika Wanita mengambil jalur sebagai pelacur, merelakan tubuhnya di santap pemburu. Apa yan...