[33] SENGSARA

295 13 0
                                    

"Ingin rasanya memutar waktu, mengulangi sejuta kesalahan yang di perbuat dan sementara takdir berhenti sejenak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ingin rasanya memutar waktu, mengulangi sejuta kesalahan yang di perbuat dan sementara takdir berhenti sejenak

Azelina terbangun dari tidur lelapnya. Ia terkejut saat mendapatkan keadaan diri yang terlentang di depan pintu ruangan. Kepalanya terasa sakit, semalaman membentur bersama lantai tanpa alas sedikitpun.

Wanita itu bangkit, ia segera mengambil handuknya lalu mengarah ke kamar mandi. Azelina membiarkan air dari kran atas meluncur, hingga membasahi kepalanya.

Matanya terpejam merasakan aliran air yang telah menyelimuti semua tubuhnya. Kesedihannya kemarin kembali teringat oleh pikirannya, bahkan ia masih mengingat olokkan ketua dari Wanita bedebah malam tadi.

Beberapa menit kemudian, Azelina keluar dengan kemeja handuk yang ia kenakan. Kelopak mata yang hitam, terlihat jelas pada cermin rias di kamar Azelina.

Azelina mempoleskan sedikit foundation pada kelopak mata yang hitam tersebut, agar tidak terlalu jelas terlihat. Seperti kesedihannya yang ia tutup dengan sedikit senyuman, padahal hatinya sedang kacau.

Ponsel yang kemarin ia lempar, segera ia ambil dan mulai mengecek line nya yang di penuhi pesan dari Alvino.

"Maaf Zel, gue lagi ada acara keluarga,"

"Gue gak bisa dateng ke acara itu!"

"Ada apa Zel, kok nelpon sebanyak itu?"

"Bunda udah tidur? Kok malam-malam nelpon?"

"Kenapa Zel, maaf tadi suasana ramai banget!"

"Zel,"

"Puluhan kali lo nelpon, lo gak papa?"

Membaca pesan itu hanya membuat Azelina kesal. Ia memilih untuk menge-cash ponselnya. Kembali memfokuskan diri pada wajah, serta pakaian yang akan ia kenakan.

Teringat pada pesan Polisi, Azelina akan mendatangi Luna hari ini. Azelina berharap Luna akan mendapatkan kebenaran di pidana nanti, bahkan dengan perlakuan yang bijaksana.

♧♧♧

Azelina bergegas untuk berangkat, tujuannya yang mengarah ke kantor Polisi, tempat dimana dulu Airin terpenjarakan.

Sesampainya di depan halaman kantor Polisi, Azelina segera turun dan melangkah menuju ke dalam. Dulu yang di liputi rasa takut, kini telah sirna ketika Luna sudah berada dulu di dalamnya.

"Permisi Pak, boleh berbicara sebentar dengan Saudari Luna," sapa Azelina pada seorang Polisi yang tengah duduk menikmati secangkir kopi hitam.

Belum saja Polisi itu ingin menjawab ucapan Azelina, ponselnya terlebih dahulu berdering di atas meja. Sehingga, pembicaraan Azelina di berhentikan sejenak guna menjawab telepon.

A Z E L I N A [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang