[39] KEHILANGAN

372 9 0
                                    

"Kehilangan, adalah bukti bahwa kita benar-benar menganggap suatu hal itu berharga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kehilangan, adalah bukti bahwa kita benar-benar menganggap suatu hal itu berharga. Setelah mengetahui hilangnya dirimu, aku serasa tidak berharga di dunia"

Beberapa bulan ke depan, tubuh langsing Azelina menjadi buncit di bagian perutnya. Matanya yang membengkak, bahkan langkahnya yang sudah berat untuk berjalan.

Dari kemarin-kemarin, Azelina sudah mengambil cuti pada bos pekerjaannya. Entah berapa hari, bulan ataupun tahun. Wanita itu selalu mengurung diri di asrama, di temani Alvino yang setiap malam mengunjung Azelina jika tidak sibuk.

Hari ini, Azelina akan memasak makanan sehat untuknya. Bubur ayam yang sudah lama 'tak pernah ia nikmati, dengan cita rasa yang lezat.

Seiring ia memasak, hingga sudah siap di sajikan, Azelina membersihkan tangannya. Menyendok beberapa nasi yang sudah membubur ke mangkuk kecil, lalu menambahkan beberapa suiran ayam dan sayuran yang segar.

Wanita itu menikmati masakkannya, hingga setelah di rasa sudah kenyang, ia mulai mencuci bekas mangkuknya.

Terdengar suara ponselnya yang berdering di kamar. Dengan langkah yang terburu-buru, Azelina menghampiri kamar dan mengecek ponselnya.

Nomor asing yang tiba-tiba menelpon.

"Halo," sapa Azelina duduk di kasurnya.

"Apa benar ini dengan saudari Azelina?" tanya seorang Perempuan dari panggilan tersebut.

"Iya, saya sendiri," jawab Azelina.

"Kami selaku pihak Rumah sakit, ingin menyampaikan bahwa saudari Luna meninggal dunia," kata Perempuan itu dengan sopan.

Ponsel Azelina tiba-tiba terjun hingga jatuh ke lantai. Jemarinya merenggang, dan mulutnya membuka tidak percaya setelah mendengar hal itu. Begitu terkejutnya hati Azelina, tidak mungkin itu terjadi secara tiba-tiba.

Luna yang mengidap penyakit Paru-paru basah, dan sekarang harus berpulang ke yang Maha kuasa. Ini bukanlah kali pertama hati Azelina tergores, tapi rasanya benar-benar sakit.

Azelina tertunduk menangis bahkan menjerit. Baru beberapa bulan kemarin ia bertemu Luna, dan sekarang di kabarkan telah meninggal dunia. Tangisan Azelina seakan-akan membuatnya runtuh, isak tangis yang begitu dahsyat ia rasakan. Nafasnya sesak, hingga  menjadikan mulut sebagai alas pernafasannya sejenak.

Kenapa?

Kenapa harus ada perpisahan?

Sementara 'tak ada suara selamat tinggal dari keduanya. Hal itu terjadi dengan mudah, tapi sanggupkah takdir berada di posisi Azelina yang harus kehilangan satu-satunya teman dekat, bahkan dalam keadaan mengandung.

♧♧♧

Pemakaman Luna pun segera di mulai, dimana Azelina berjalan mengikuti peti yang sedang di angkat oleh beberapa orang. Dimana di dalamnya terletak Luna yang terlentang 'tak bernyawa.

A Z E L I N A [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang