"Ku pikir kau hadir untuk meminangku dengan sebuah cincin. Ternyata kehadiranmu hanya meminangku dengan seribu luka"
Beberapa tepukkan meluncur ke pipi Azelina. Bubuk bedak itu terbaur ke kulit wajahnya, bersama beberapa polesan cream yang mencerahkan bagian wajah Wanita itu.Hari ini Azelina akan mengenakan pakaian baru yang ia beli kemarin. Menambah wewangian aroma Lavender yang ia suka, setelahnya menarik sebuah tas kecil untuk dompet dan ponselnya.
Persiapan Wanita itu sudah selesai, sekarang tinggal berangkat ke bandara. Sesuai dengan janji yang Alvino ucap kemarin, Azelina akan datang untuk bertemu.
Wanita itu mengendarai sepeda motornya, menyusuri jalanan kota yang cukup ramai di pagi hari itu. Berhubungan dengan lokasi Bandara yang cukup jauh, Azelina mempercepat gas motornya.
Sesekali ia mengecek ke kaca spion, melirik wajahnya yang berseri-seri akan senyuman. Azelina yakin, ini adalah pertemuan yang sangat menggembirakan, apalagi dengan tampilan yang berbeda dari sebelumnya.
Beberapa menit sudah berlalu, lokasi Bandara itu semakin dekat dari jalan. Azelina sengaja melambat, ia tersenyum senang ketika menemukan lokasi itu sudah banyak penumpang yang berbaris dari jauh.
Azelina masuk pada parkiran khusus berkendara motor. Perlahan-lahan ia mengambil ponselnya dari tas, melirik jam pada benda pipih itu yang masih belum sampai waktu pendaratan pesawat yang di naikki Alvino.
Wanita itu berjalan menghampiri kursi tempat menunggu. Sesekali ia melirik ke kiri dan kanan, kemudian kembali memperhatikan ponselnya.
Azelina memberi pesan singkat kepada Alvino melalui nomornya yang tersimpan.
"Kalau sudah sampai, kabarin gue, ya!"
Setelah mengirim pesan itu, Azelina menyimpan kembali ponsenya ke dalam tas kecil. Sembari menunggu, Wanita itu melirik ke semua penumpang yang akan berpergian.
Merasa terlalu lama menunggu, Azelina sedikit keresahan. Ia tidak suka terlalu lama, jika bisa ia harus bertemu sekarang juga. Mungkin, rindu memang begitu. Ada yang sifatnya memaksa, ada pula yang sabar. Dan sekarang, Azelina sedang dalam fase memaksa.
♧♧♧
Satu jam sudah Azelina duduk di kursi itu, sampai-sampai pantatnya merasa sakit berlamaan duduk. Azelina memaksakan dirinya untuk berdiri, tanpa henti menoleh ke kiri dan kanannya.
Terdengar sebuah pesawat yang akan mendarat, membuat jantung Azelina berdegup kencang 'tak beraturan. Dengan perlahan-lahan ia berjalan mendekati lapangan pendaratan, menyaksikan pesawat itu berparkir di atas tanah.
Ketika pintu pesawat terbuka dan menurunkan tangga, beberapa penumpang di persilahkan keluar dari dalam benda besar itu.
Mata Azelina mencari-cari dimana keberadaan Alvino, hingga ketika beberapa menit kemudian Pria itu turun bersama seorang anak yang ia gendong. Hati Azelina luluh 'tak berdaya, nafasnya terengah-engah mendapatkan wajah Putranya yang sangat mirip dengan Alvino.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Z E L I N A [COMPLETED]
RomanceFOLLOW SEBELUM MEMBACA^^ THANK YOU Sulit hidup di dunia sekarang. Berbagai hal selalu menggunakan uang, lantaran mencari uang itu sendiri lebih menyulitkan. Ketika Wanita mengambil jalur sebagai pelacur, merelakan tubuhnya di santap pemburu. Apa yan...