[44] PERSALINAN

531 14 0
                                    

"Inikah waktunya? Aku dan kamu menjadi kita yang memiliki sebuah harapan dan impian, membentuk keluarga yang harmonis serta hidup damai"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Inikah waktunya? Aku dan kamu menjadi kita yang memiliki sebuah harapan dan impian, membentuk keluarga yang harmonis serta hidup damai"

Sore hari dan senja sudah berlalu, kini tergantikan oleh langit malam yang gelap gulita. Untungnya penerangan di ruang rawat Azelina terang, sehingga membuatnya tidak kesulitan dalam melihat.

Senja tadi Alvino pulang, berniat untuk membersihkan diri dan akan kembali ke Rumah sakit. Selama berada di rumah sakit, Azelina merasa bosan sedari dari tadi ia berada di kasur.

"Duhh,, bikin capek aja rebahan lama-lama!" lirih Azelina bangkit untuk berjalan-jalan sejenak di ruanganya.

Wanita itu meraih ponselnya, mencoba memberi pesan kepada Alvino untuk segera datang. Seorang Suster datang dengan membawa nampan makanan untuk memberi tenaga Azelina.

"Simpan di situ saja, Mbak. Nanti saya makan sendiri," ucap Azelina mengacuhkan Suster itu, memilih fokus ke arah Ponselnya.

Suster itupun meletakan makanan Azelina di atas meja. Kemudian beranjak untuk keluar, meninggalkan Azelina seorang diri di ruang rawatnya.

Beberapa menit kemudian, Alvino datang dengan membawa sebuah tas kecil. Kemudian, ia memberikannya pada Azelina.

"Apa ini?" tanya Azelina memeriksa apa yang berada di dalam tas tersebut.

"Lihat sendiri, gue mau duduk dulu," ucap Alvino duduk di sofa yang berada di sebelah Azelina.

"Wahh,,, baik banget, bawain gue celana dalam sama tanktop kesukaan gue!" kata Azelina berbinar-binar mengencangkan celana dalam yang berwarna merah muda.

Alvino menutup matanya rapat-rapat dengan telapak tangannya. Sikap bobrok Wanita itu, seketika membuat bulu kuduk Azelina berdiri.

"Jangan gituin, gue merinding ngelihatnya!" tegas Alvino membuat aksi tarik-menarik Azelina pada karet itu berhenti.

"Hehe, serius merinding? Tadi pas lo ambil dari jemuran, ada lo cium gak?" tanya Azelina mengerutkan dahinya, menatap Alvino dengan sinis.

Alvino membuka tutupan dari tangannya. "Lo kira gue bajingan, lagian pas gue ngangkatnya aja pake tisu," ucap Pria itu membela diri.

"Tapi kok ini basah? Beneran gak lo jilat ataupun lo cium kan?" tanya Azelina menyakinkan jawaban Alvino.

"Ini nih, ciri-ciri gak bersyukur udah di bawain pakaian, malah di bilang yang enggak-enggak," tunjuk Alvino ke arah Azelina, seraya menipiskan senyumannya.

"Iya-iya,, makasih udah di bawain!" ujar Azelina menyimpan kembali pakaiaannya ke dalam tas. Bergegas kembali ke kasur dan merebahkan tubuhnya.

Alvino mulai memfokuskan diri pada layar ponselnya. Berbeda dengan Azelina yang sudah berbaring di atas kasurnya.

A Z E L I N A [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang