"Sesungguhnya, sesuatu yang kau lakukan ada jawabannya. Tidak menentu sekarang, nanti atau esok lusa, jawaban itu akan terjawab berdasarkan waktu yang tertentu"
Azelina menyinggahkan motornya di seberang jalan, di depan gerbang sekolah yang pernah membuatnya tertuduh sebagai pencuri. Azelina mengeluarkan ponselnya, ia mencoba memanggil Alvino.Sisa uang yang ia temu di tas tadi, ia beli pulsa untuk ponselnya. Azelina menelpon Alvino, ia tau di jam seperti ini mereka sedang beristirahat.
"Halo, kenapa?" sapa Alvino yang terdengar dari speaker ponselnya.
"Keluar dong, gue di depan gerbang nih," pinta Azelina melirik ke arah gerbang tersebut.
"Bentar dulu, tunggu di situ." Alvino menutup panggilan tersebut, Pria itu akan menghampiri Azelina.
Dengan senyum yang merekah sempurna, Azelina melihat Pria itu di depannya, bersiap-siap untuk menyebrang jalan.
"Sini, gue bawain lo bekal," ucap Azelina meminta Alvino duduk di sebelahnya. Pria itu mengambil kotak makanan yang di berikan Azelina, mencicipi rasa masakkan Wanita tersebut.
Pria itu mengernyitkan dahi nya, alhasil membuat Azelina terkejut dan 'tak habis pikir dengan ekspresi Alvino.
"Kenapa? Gak enak ya?" tanya Azelina menepuk bahu Pria itu.
Alvino terkekeh, "kalau gue yang suap sendiri, rasanya hambar," rayu Pria itu memberikan sendoknya kepada Azelina.
Wanita itu menyunggingkan bibirnya, "bilang aja kalo mau di suapin," ledek Azelina meminta Pria itu membuka mulutnya besar-besar.
Keduanya menjadikan suasana semakin riang. Walaupun dengan sederhana, hanya di pinggiran jalan, tapi serasa mewah berkat adanya Alvino di sisi Azelina.
Beberapa menit keduanya telah bersama, hingga terdengar bel masuk berbunyi hingga ke tempat mereka berduaan. Sebelum mengakhirinya, Azelina menginginkan satu hal dari Alvino.
"Gue boleh minta bayaran gak?" tanya Azelina seakan-akan menagih harga bekal yang ia berikan.
Alvino menoleh, "apa?" tanyanya dengan mengangkat sebelah alis matanya.
Azelina menarik telunjuk di tangan kanan, menepuk pipinya dengan telunjuk tadi. Dengan kode seperti itu, Alvino tentu saja mengerti apa yang di minta Wanita tersebut.
Demi mempercepat keadaan, Alvino melirik ke kiri dan kanannya. Tanpa banyak aksi lagi, Pria itu mengecup pipi merah Azelina, setelahnya segera berlari masuk ke dalam gerbang sekolah.
Wanita itu tersenyum penuh kemenangan. Beberapa menit ia menikmati keadaannya, kecupan itu menempel di pipi nya. Merasa seorang diri di tempat, Azelina memilih kembali ke asramanya.
♧♧♧
Sesampainya Azelina di halaman asrama tersebut. Terlihat beberapa gerombolan wanita lain membawa koper dan tas besar, bersama beberapa taksi yang sudah menunggu di depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Z E L I N A [COMPLETED]
RomanceFOLLOW SEBELUM MEMBACA^^ THANK YOU Sulit hidup di dunia sekarang. Berbagai hal selalu menggunakan uang, lantaran mencari uang itu sendiri lebih menyulitkan. Ketika Wanita mengambil jalur sebagai pelacur, merelakan tubuhnya di santap pemburu. Apa yan...