Seneng ketemu kalian lagi.
Tetep up meski ga tau masih ada yg nunggu apa ga.Yuk merapat. Jangan lupa ramaikan dengan ⭐ makasih banyak buat yg selalu ngasih semangat buat saya.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Jungkook masih saja menangis. Terisak dikamarnya, sendirian tampa ada yang menemani sekedar menghibur dirinya. Andai saja hyung nya ada disini pasti akan memeluk dan berusaha menghibur dirinya. Sayangnya Hyung yang ia cintai itu telah pergi, mengikuti suaminya dan tingal dirumah suaminya yang katanya kaya raya.
"Hiks. Hyung... Kookie sedih. Ga ada yang mau ngerti perasan Kookie. Appa dan Eomma.. Mereka ga sayang Kookie lagi, hiks."
Lagi lagi ia meracau dalam tangisannya. Tidur tengkurap dengan wajah tersembunyi dipermukaan bantal. Hampir dua jam menangis, Jungkook tidak tahu lagi bagaimana rupa wajahnya sekarang.
Ceklek
Jungkook tak perduli, meski mendengar pintu kamarnya terbuka dari luar, paling juga Appa kalau tidak Eomma nya yang masuk menggunaan kunci cadangan, Jungkook tidak perduli. Biar saja, mau mereka merayu pakai cara apapun Jungkook tetap akan menolak perjodohan ini.
Ya, Jungkook menangis karena diberitahu orang tuanya bahwa ia akan segera dijodohkan dengan salah satu teman Appanya yang sesama pengusaha. Dan Jungkook langsung menolak tanpa mendengar sedikitpun penjelasan kedua orang tuanya. Lari, masuk kamar, banting pintu, mengabaikan Eommanya yang berusaha mengetuk dari luar.
"Dasar cengeng!"
Isakan Jungkook terhenti. Memiringkan kepalanya, mencoba menajamkan telinganya ketika mendengar suara familiar menyapa pendengarannya.
"Hyung? Tidak mungkin. Aku pasti salah dengar." gumamnya lirih lalu kembali menyusupkan wajahnya pada bantal.
"Heh, gendut! Kau tidak mau melihatku!" suara keras disertai tepukan kuat pada pantatnya membuat Jungkook kaget. Sontak menengok kebelakang dan terkejut melihat sosok pucat tengah duduk disisinya berbaring tadi. Mata bulatnya membola, maniknya melebar menemukan entitas orang yang sejak tadi ia harapkan kini berada disampingnya.
"HYUNG!!!"
Jungkook memekik kencang, bangun dari tidurannya lalu menerjang hyungnya brutal hingga terjengkang diatas kasur. Tak perduli, Jungkook memeluk pria itu erat erat. Yang dipeluk hanya terkekeh mendapati adiknya yang manja bukan kepalang ini menyeruduk dirinya hingga nyaris jatuh dari atas kasur.
"Sudah cukup Kookie. Aku tidak kuat menahan berat badanmu, kau itu gendut, mau membunuhku dengan tubuh gendutmu." yang tua menggerutu sembari mendorong sang adik yang menindihnya. Tapi percuma, adiknya tidak bergeser sedikitpun malah makin erat memeluknya. Tak hanya memeluk erat, detik kemudian terdengar isakan, Jungkook menangis, lagi.
"Astaga. Jungkookie... Kumohon bangun dulu dari atasku, aku sesak."
Dengan enggan Jungkook bangkit dari atas tubuh hyungnya. Duduk bersila berhadapan dengan hyungnya, airmata mengalir di pipi gembilnya.
"Jangan nangis terus, kau bisa sakit kalau terus terusan menangis begitu."
"Hiks. Biar saja aku sakit. Tidak ada yang peduli juga, hiks. Justru kalau aku sakit akan lebih baik biar saja sekalian aku mati."
"Jaga mulutmu Jeon Jungkook!!"
Jungkook tersentak kaget atas bentakan hyungnya. Sampai sampai tangis alaynya barusan berhenti mendadak. Tinggal isakan tertahan, manik hitamnya menatap takut hyungnya yang menatapnya tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taekook short story. A Mature Conten. Not For Children 🔞
RomanceHanya sekumpulan cerita pendek tentang TAEKOOK. Maaf, ini cerita pertama saya yang bertema Boyslove jadi masih belajar dan banyak kekurangan. Minta saran dan kritiknya. Dalam cerita ini setiap nama yang tercantum hanya untuk mendukung imajinasi sa...