Hai.. pa kabar.
Akhirnya saya balik setelah berhasil lolos dari jerat kegalaun hati sayah.
Hehe..
MET baca ya...
Saya mau bilang... BEWARE ya...
Wufyuuuuu
💚💜💚💜💚💜💚💜💚💜💚💜💚💜
Plakk
Bunyi tamparan keras memenuhi ruangan. Pemuda manis itu telak jatuh tersungkur kala tapak tangan sang ayah tepat mengenai pipi kanannya. Sangat keras. Jelas karena terlihat warna merah membekas lima jari dipipi putihnya yang mulus.
"Jungkook!"
Bunda Jeon menghambur pada sang putera, memeluk Jungkook seraya membelai pipi yang memerah.
"Ayah! Tega sekali pukul anak kita, lihat dia berdarah!" Bunda jeon panik kala menemukan sudut bibir puteranya mengeluarkan darah segar. Wanita cantik itu menatap nyalang kearah suaminya dengan tatapan tak terima. Sedang ayah Jeon membalasnya dengan tatapan datar sebelum berubah tajam kearah Jungkook.
"Jadi begini balasanmu, Jungkook? Katakan, kau sakit hati atas perjodohanmu sehingga kau membalas ayah dengan se-memalukan ini." Ayah Jeon kembali bersuara. Nada bicaranya rendah menjadikan Jungkook merinding karenanya.
"Kau tahu, ayah selalu membanggakan mu sebagai anak berbakti tapi apa? Kau justru melakukan satu hal memalukan bagi keluarga kita. Katakan Jungkook, apa yang harus ayah katakan jika kabar ini tersiar ke media? Kau tahu bagaimana resikonya?"
Jungkook diam seribu bahasa, tak mampu memberi sepatahpun jawaban. Karena Jungkook tahu, sejelas apapun ia mengatakan ayahnya tetap tak akan terima. Jungkook juga sadar dirinya bersalah, sebuah kebohongan yang ia simpan rapat hampi empat tahun lamanya telah terbongkar. Dan Jungkook tak mampu menghindar lagi, memberi alasan ataupun penjelasan karena semuanya akan percuma.
"Kau harusnya lihat Jungkook, bagaimana mertuamu itu menatap rendah ayah seolah menghina dan mengejek ayahmu ini. Selama ini ayah selalu memujamu, menyudutkan mereka sebagai orang jahat yang telah mendholimi putera ku tapi apa? Justru puteraku sendiri yang menipuku mentah mentah."
"Ayah.. tolong jangan sudutkan Jungkook, bunda yakin kalau Jungkook juga tidak mau seperti ini, ayah harusnya tahu kalau___"
Kalimat bunda Jeon seketika terhenti saat melihat ayah Jeon mengangkat satu tangannya. Sebuah peringatan agar dirinya berhenti.
"Cukup dengan pembelaanmu jeon seolnie. Percuma, kau tak akan bisa lagi membelanya, sudah cukup."
"T-tapi___"
"Tidak apa bunda.. Jungkook baik baik saja." Jungkook memotong kalimat bundanya, mengusap lembut punggung tangan ibunya. Lantas berusaha bangkit berdiri sendiri, mendorong lembut bundanya agar menjauh. Jungkook bukannya tidak butuh bantuan bundanya hanya saja Jungkook tidak mau jika bundanya turut terkena imbas dari kesalahannya.
"Jungkook bersalah ayah. Jungkook tidak akan membela diri karena Jungkook tahu, konsekuensi dari kesalahan yang Jungkook perbuat." Pemuda manis itu mulai berbicara dengan suara pelan namun ada ketegasan dalam nada bicaranya.
"Jungkook tahu ayah pasti sangat kecewa sama Jungkook dan Jungkook cuma bisa katakan maaf. Maafin Jungkook karena sudah mencoreng nama baik ayah dan keluarga."
"Kau tahu kata maafmu tak akan bisa ayah terima."
Jungkook tersenyum tipis.
"Jungkook tahu, karena itu Jungkook tidak akan minta pengampunan. Jungkook hanya akan meminta maaf atas kesalahan Jungkook dan berharap suatu saat nanti ayah akan maafin Jungkook."
KAMU SEDANG MEMBACA
Taekook short story. A Mature Conten. Not For Children 🔞
Roman d'amourHanya sekumpulan cerita pendek tentang TAEKOOK. Maaf, ini cerita pertama saya yang bertema Boyslove jadi masih belajar dan banyak kekurangan. Minta saran dan kritiknya. Dalam cerita ini setiap nama yang tercantum hanya untuk mendukung imajinasi sa...