Teacher (in three)

9.1K 390 9
                                    

Book ketiga Teacher... Aku bikin dua versi. Komen ya... Buat tahu bedanya.. Selamat menikmati dan semoga suka dan ga bosan.

Lopyuuu....

Hepi riid

💜
💜
💜

Jungkook memejamkan matanya kala merasakan hangatnya air menyentuh kulit telanjangnya. Sesaat ia mengabaikan entitas pria yang tadi membawa tubuhnya kedalam baththube, terlalu menikmati kesegaran air beraroma busa manis. Sampai matanya terbuka dan menemukan sosok itu menyandar pada wastafel, memperhatikan dirinya yang tengah asyik dengan kecipak air. Namun begitu, tajamnya hazel mampu membuat tubuhnya bergidik  hingga gerakannya terhenti sejenak. Melempar pandang kearah pria yang lebih tua sebelum bertanya.

"H-hyung... Tidak mandi?"

Sekejap kemudian Jungkook hanya mampu merutuk kala menyadari pertanyaan bodoh yang baru saja ia lontarkan. Harusnya Jungkook tahu, jika pria dihadapannya itu masih menyimpan emosi yang belum terluapkan. Apa yang terjadi semalam, percintaan hebat semalam hanyalah secuil pelampiasan dari yang lebih tua. Tapi.. apakah salah jika Jungkook berharap apa yang terjadi semalam bisa menjadi potongan hukuman untuknya?

Kepalanya tertunduk dalam ketika mendapati yang lebih tua masih bungkam. Rasa sesal yang memenuhi rongga hatinya sejak kemarin rasanya semakin menyesakkan saja kala tidak mendapat respon sesuai harapan. Namun, satu detik kemudian Jungkook terkesirap kala merasakan riak air didalam bak mandi yang ia tempati. Selang kemudian Jungkook merasakan tarikan lembut diperutnya, sebuah pelukan hangat pada perutnya. Disertai kecupan serupa kupu kupu yang mendarat disekitar punggung dan pundak telanjangnya. Rasanya airmata hampir menetes dari pelupuk matanya kala mendapati afeksi dari sang tercinta. Namun Jungkook memilih diam, menikmati setiap sentuhan yang lebih tua. Tiap gerakan jari lentik itu mampu membuat Jungkook semakin merapatkan tubuhnya kebelakang, menempelkan punggungnya pada dada bidang yang selalu membuatnya nyaman.

Harusnya.. Jungkook cukup bahagia dengan afeksi yang Taehyung berikan padanya. Harusnya Jungkook merasa puas dengan perhatian yang Taehyung berikan kepadanya, harusnya. Tapi Jungkook tetaplah Jungkook, pemuda yang selalu tak puas dengan apa yang ia dapat. Rasa ingin tahunya terlalu besar. Rasa penasarannya terlampau besar hingga mampu mengalahkan ketenangan yang ia rasakan.

"Hyung__"

"__ masih marah sama Kookie?"

Bodoh! Satu kata yang pantas ia sematkan untuk dirinya yang begitu bodoh menanyakan sebuah pertanyaan bodoh. Seharusnya ia tahu jika Hyungnya masih menyimpan amarah yang sama padanya. Namun kebodohannya terlampau melebihi kesadarannya.

Pada akhirnya Jungkook hanya mampu membeku kala setiap afeksi yang ia dapat terhenti begitu saja. Selanjutnya Jungkook hanya bisa menahan isakan dalam dada kala pria dibelakang tubuhnya itu memberi jarak diantara tubuh mereka.

Perlahan Jungkook berinisiatif memutar tubuhnya hingga berhadapan sepenuhnya dengan sang pujaan hati. Terkejut kemudian saat mendapati hazel yang selalu menatapnya lembut itu kini menajam. Rahang itu mengerat dengan bilah bibir yang mengatup rapat.

Kau memang bodoh jeon Jungkook!

Rasa takut mendera setiap persendian dalam tubuhnya, membuatnya gemetar. Namun begitu, tangannya bergerak perlahan menyentuh ragu wajah bak dewa Yunani dihadapannya. Merabanya halus penuh puja tiap lekuk yang terpahat indah pada wajah pujaan.

Taehyung memilih diam, membiarkan kelinci manisnya berbuat semau hatinya. Memandang wajah sendu dari balik hazelnya yang menajam menilik ekspresi dari si manis. Taehyung tahu..  manisnya tengah ketakutan, takut akan emosi yang terpendam dalam dirinya. Tanpa manisnya ketahui sesungguhnya emosi itu sedang berusaha ia usir sejauh mungkin. Namun satu kata tanya dari manisnya berhasil menyulut kembali emosi terpendam.

Taekook short story. A Mature Conten. Not For Children 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang