💔LIMA PULUH TIGA 💔

1.1K 192 73
                                    

Happy reading guys...
Hope you like it okey...

Jangan lupa pencet bintang juga jangan lupa untuk meninggalkan komentar kalian..

Sesuai permintaan kalian juga hari ini double up. Plis jangan minta triple up wkwkw🙏🤣. Karena aku tak sanggup 😭🤣

______________________________________________

"Gue obatin luka Lo"

Iqbaal menatap (Namakamu) dengan senyuman dibibirnya. Dia seperti mimpi, Iqbaal takut kalau dia ini cuma mimpi lagi, mimpi bertemu dengan gadisnya..

"(Nam..) i-ini beneran kamu? Apa aku cuma mimpi lagi"lirih Iqbaal sembari memegang pipi (Namakamu) dengan lembut.

Air mata (Namakamu) hampir saja jatuh saat mendengar, (Namakamu) memalingkan wajahnya. Ngga, (Namakamu) ngga boleh terlihat lemah dihadapan Iqbaal.

(Namakamu) kembali menatap Iqbaal namun kali ini dengan tatapan datar nya.

"Lo pikir gue setan gitu? Ya gue (Namakamu) lah"ketus (Namakamu).

Iqbaal sedih saat melihat (Namakamu) berucap ketus dengannya. (Namakamu)nya sudah berubah. Dan itu semua gara gara dia.

"Buruan berdiri, gue ngga mau buang waktu gue cuma buat sama Lo"

Iqbaal berdiri dibantu (Namakamu), mereka akhirnya duduk di bangku Taman.

"Aku seneng akhirnya kita ketemu setelah aku hampir aja gila karena nyari keberadaan kamu. Tapi sekarang Tuhan izinkan aku untuk bertemu sama kamu" Iqbaal masih menatap (Namakamu) dengan tatapan teduhnya. Membuat (Namakamu) harus menahan diri agar tidak memeluk erat tubuh laki laki di hadapannya ini.

"Aku cuma takut kalau ini cuma halusinasi aku aja, karena aku suka berhalusinasi kalau kamu selalu disamping aku. Sampai Ojan menyarankan aku buat minum obat tidur biar aku ngga halusinasiin kamu terus. Setelah aku minum obat tidur tetap aja ngga ada efeknya, aku selalu mimpiin kamu"jelas Iqbaal dengan sendu bahkan Iqbaal tidak malu menangis dihadapan (Namakamu) sekarang.

'sebegitu hancurnya kamu Iqbaal? Bukankah harusnya kamu sedang bahagia sekarang? Karena kamu memiliki Alika? Apa ini cuma karangan kamu aja biar aku kasian sama kamu?' batin (Namakamu) terus saja berargumen.

Tanpa aba aba Iqbaal menarik pelan tangan (Namakamu) memeluk erat tubuh (Namakamu), Iqbaal tak peduli jika nantinya (Namakamu) marah. Yang terpenting sekarang dia harus meyakinkan dirinya kalo dia tidak sedang berhalusinasi, kalau didepannya ini beneran (Namakamu).

"Tolong biarin beberapa menit aja. Aku cuma mau memastikan diri kalo aku sekarang ngga lagi berhalusinasi"bisik Iqbaal yang kini menyembunyikan wajahnya di tengkuk (Namakamu).

Tanpa Iqbaal sadari (Namakamu) menangis di balik pelukan Iqbaal. Dirinya pun sama hancurnya, sama sama merindukan pelukan ini. Merindukan kenangan manis yang pernah mereka lalui. Tapi, (Namakamu) juga masih kecewa dengan apa yang dia lihat malam itu.

Setelah mereka berpelukan beberapa Menit, (Namakamu) langsung melepaskan pelukannya sebelumnya (Namakamu) menghapus air matanya terlebih dahulu.

"Ngga usah merasa seneng kaya gitu. Gue disini cuma mau bantuin Lo obatin luka, Lo luka gara gara Abang gue. Jadi jangan kegeeran"

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang