🥀 satu 🥀

77K 5K 117
                                    

Selama belum di suruh kenapa harus dikerjakan?

_Alana Kanara_

"Kenapa lagi lo?" Gala menatap Alana datar, Alana terlihat seperti zombie dengan rambut acak-acakan dan tangan yang memijit pelipisnya sendiri.

"Lagi mikirin gimana cara bunuh pak Alfa" balas Alana datar, Arghhh.. Alana ingin menginjak kepala dosen satu itu. Alana kesal, kesal, kesal.

"Astaghfirullah, dosa" Gala terkekeh, dia melepaskan kacamata dan meletakkan diatas buku yang baru saja di bacanya tadi.

Tangan Gala terulur untuk mengikat rambut Alana dengan gelang karet berwarna hitam yang selalu dia bawa kemana-mana "sekarang apa lagi?"

"Gue kesel Gal!" Alana bersandar di pohon beringin, melilitkan tali-tali pohon agar tidak terjatuh, jika hilang keseimbangan.

"Kesal kenapa?" Gala memberikan ciki untuk Alana, mood perempuan ini akan bagus kalau berhubungan dengan makanan.

"Kemarin gue dijemur, terus gue ngetik semalaman struktur kelas biar gak dihukum lagi. Kurang kerjaan apalagi gue?"

Struktur kelas padahal sudah diganti oleh Beno beberapa bulan yang lalu karena salah satu mahasiswa pindah ke universitas lain.

Karena Beno yang menyukai warna kuning maka struktur kelas yang menempel di belakang meja dosen adalah yang berwarna kuning.

Si Al-fatihah itu ternyata tidak menyukai warna kuning dan sialnya lagi yang disuruh mengganti warna kuning menjadi warna kesukaan Alfa yaitu warna hitam yang suram dan kelam seperti wajah Alfa adalah Alana.

"Hmmm, terima nasib aja lah satu tahun lagi lo bakalan keluar dan kalau lo beruntung lo gak bakalan ketemu pak Alfa"

Mendesah berat Alana mengangguk "iya juga, tapi beberapa tahun ini gue jadi budaknya pak Alfatihah gak digaji. Yang lebih parahnya lagi nilai gue ya gak ditambahin, gak ada akhlak!! ada rasa pahit pahitnya gitu loh di sini" Alana memegang dadanya membuat Gala terbahak.

"Nih" Gala memberikan satu bungkus ciki lagi untuk Alana, sepertinya Gala bisa membuka toko karena terus memberikan Alana ciki seperti ini.

"Alanajong!" Panggil seorang perempuan dengan rambut sebahunya. Panggil saja namanya Lala.

Menoleh, Alana kembali fokus memakan ciki pemberian Gala.

"Buset gak ada akhlak! Gue dateng setelah sekian lama, respon lu berdua kek gak kenal gue gitu" Lala mengurut dada.

"Hai Lala!" Sapa Gala dengan melambaikan tangan.

"Hii lili" Gala tertawa menanggapi.

Menyodorkan kresek pada Lala. Gala berdiri "ini buat lo sama Alana, gue pergi dulu" Gala memasang kacamatanya, membawa buku lalu berjalan menjauhi Alana dan Lala.

"Al kusut banget tuh muka, ada masalah hidup apa?"

"Banyak.. kek kek kek mau meninggal"

Lala terbahak, mengambil satu ciki yang diberikan Gala tadi dan memakannya "pak Alfa lagi?" Alana mengangguk.

"Bosen gue sama pak Alfa, mau pindah kampus tapi gak bisa.. hiks, oh ya gimana liburan di rumah nenek lo?" Tangan Alana mengambil ciki dan membuka bungkusnya, lalu memasukkan ke mulut.

Alana - My mahasiswi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang