Beda orang, tapi satu hubungan. Saya masih belum bisa percaya kalau kalian berbeda.
_Alana Kanara_
PLAYING WITH SONG 🎵 David- i don't care
SUNGPA FEEL-NYA NGENA!!
BACANYA MALAM AJA, KALAU GAK TAHAN LANGSUNG , GAESKEUN!!"Maaf saya baru datang, urusan kantor tidak bisa ditinggal"
Alana menoleh, bagai slow motion dada Alana berhenti bergerak. Nafasnya tersendat, lidahnya kelu.
"Pak saya mau pulang!"
"Kenapa?"
Menggeleng lemah, Alana menarik-narik ujung baju Alfa dengan menampilkan matanya yang tentu saja bagi Alfa menggemaskan. Mana bisa nolak, Alana minta dengan nada kasar dan bentak-bentak saja Alfa akan berusaha menuruti, apalagi semenggemaskan ini, siapa yang tidak terbius untuk mengangguk? Bukan Alfa.
Bersembunyi dibelakang Alfa Alana enggan menoleh pada laki-laki yang sempat mempunyai masa lalu dengan Alana. Sangat buruk hingga Alana sulit untuk bernafas, sesak.
"Ah padahal kak James baru datang" gumam Alfa membukakan pintu mobil untuk Alana.
Kakaknya, cih. Apa perilaku mereka akan sama?. Alana berdecih dalam hati, entah kenapa mengetahui fakta itu membuat hati Alana sakit. Sangat sakit, hingga tak bisa diutarakan oleh kata-kata.
"Alan, ehmm, maksud saya Alana, apa kamu tersinggung dengan perkataan nenek saya?" Tak menjawab, Alana meminum air minum yang biasa ada di mobil Alfa hingga habis.
"Maafkan nenek saya Alana, beliau memang selalu bercerita tentang banyak hal tanpa memikirkan perasaan seseorang"
Tetap tak mendengarkan fokus Alana pecah.
"Perempuan murahan!!"
"Kamu perempuan murahan!"
"Kamu tidak pantas ada di perusahaan saya, apalagi di dunia ini"
"Enggak!!!!!!" Alana memegangi lehernya yang seperti dicekik dengan kekuatan penuh hingga urat-urat Alana yang kontras dengan warna putih kulitnya kini terlihat.
Ckit.
Mengerem mendadak, Alfa menyingkirkan tangan Alana yang mencekik lehernya sendiri dan memeluk perempuan itu menenangkan.
"Maaf sekali lagi"
"shut up, my head hurts so much !!!" Bentak Alana dengan nada meninggi, perempuan itu masuk ke dalam rumah.
Masih dengan memakai gaun yang sama, Alana membuang sling bag yang tersampir di bahu ke ranjang hampir mengenai Allsya dan Fino, tapi siapa peduli? Mental Alana benar-benar seperti terganggu sekarang.
Rumah kosong. Gala dan Lala tidak datang kesini karena mengetahui Alana tidak di rumah, Evan dan Zoelva belum pulang dari bulan madu di Amerika, kondisi yang pas untuk Alana sendiri.
Ya sendiri, seperti sebelumnya. Sampai sosok itu datang lagi.
James si jahanam.
Menyalakan shower, Alana duduk dilantai kamar mandi yang dingin memejamkan mata, menikmati guyuran air yang keluar dari shower.
"Kenapa takdir gue seburuk ini?" Alana mengacak rambut frustasi.
"APA SALAH GUE? GAK CUKUP TUHAN AMBIL MAMA SAMA PAPA? GAK CUKUP HUH, ARGHHH.. I HATE EVERYONE AND ALL THINGS, INCLUDING GOD !! DEAD, DEAD I WANTED TO DIE !!" Teriak Alana kencang bercampur dengan air yang tak sengaja masuk ke mulut dan hidung.
Perempuan itu tersedak.
Tubuh Alana menggigil, dia terjatuh dengan shower yang masih mengguyur.
"Ya! Gue mau semuanya berakhir. Gue.. gue gak sanggup kalau harus kayak gini lagi"
°°°
Bangun dari tempatnya, Alana merasakan pipinya di usap oleh James. Bukan itu adiknya, Alana bersyukur. Dia Alfa, seseorang yang mampu membuat hati Alana berdetak lebih kencang karena menunggu perintahnya untuk menjadi babu.
Pengaruh Alfa di hidup Alana sebesar itu ternyata.
"Pergi saya membenci bapak!" Bukan kata itu yang ingin keluar, tapi entah kenapa. Sadar tak sadar Alana tahu, kalau perkataannya menyakiti sang dosen.
"Saya membenci bapak dan keluarga bapak!!"
Bukannya tersinggung, Alfa malah mendekap Alana, membuat perempuan itu menangis sekencang mungkin. Menumpahkan rasa sakit dan rasa.. ah tak bisa dijelaskan.
"Pergi!!"
"Tidak! saat saya pergi kemarin kamu malah seperti ini!"
Terenyuh, tentu saja. Tapi pikiran buruk Alana tidak bisa dihilangkan, bagaimana kalau Alfa seburuk sang kakak? Bagaimana kalau hal yang dulu dia dapatkan karena percaya dengan James akan terulang?
Bukan dengan orang yang sama tapi mereka saling berhubungan, mungkin saja mereka sama-sama akan melakukan hal itu pada Alana.
Ketakutan Alana semakin menguat hingga kesadarannya perlahan menghilang.
"Saya membenci bapak!"
Saat Alana bangun, tidak ada Alfa. Kenapa rasanya sesak, apa sesakit ini saat orang yang paling dibutuhkan sekarang tidak ada?
"Al lo mau apa?" Gala masih memijat kepala Alana membuat perempuan itu tersenyum.
"Gue butuh orang yang sayang sama gue, makasih karena lo berdua ada"
Lala yang membawakan makanan datang dan memeluk sahabatnya "aaaa, my love udah bangun, jangan ngelakuin hal bodoh lagi, Lala benci itu, Alana know?" Alana terkekeh dan mengangguk. Berjanji kalau dia tidak akan mengulangi itu lagi.
"Pak Alfa khawatir banget sama lo tadi Al" Alana berusaha untuk tidak terkecoh. Perlahan, dia akan melupakan Alfa, walaupun Alana tahu itu tidak mudah.
Gue gak pernah ngerasain cinta, but gue sedih ngeliat Alfa yang tersiksa karena Alana yang gak kasih tahu apa-apa dan bikin Alfa bingung. Ah, rasanya mantap. Jangan lupa taburin bintang dan komentar ya dear , seberapa greget kalian karena belum tahu apa-apa mengenai Alana dan James 🥀
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana - My mahasiswi
Teen FictionWajahnya memang kalem bin dingin dan terkadang terkesan ketus. Tapi sesungguhnya Alana tidak bisa di anggap sebagai orang yang pendiam jika kalian tidak dekat dengannya. Alana Kanara adalah perempuan yang mempunyai tingkat ke-barbar-an level pro. A...