🥀 lima puluh satu 🥀

14.2K 1.1K 41
                                    

Karena untuk kembali percaya tidak cukup hanya dengan kata maaf

_Alana Kanara_

Seperti perjanjian mereka semalam, Alana benar-benar ikut Alfa bekerja bahkan dia meminjam stelan jas kerja sang suami yang sudah dikecilkan kemarin. Demi menunjang penampilan yang katanya harus setara dengan Alfa.

"Kamu yakin memakai baju saya Alan?" Mengangguk antusias, Alana tak lupa dengan kebiasaan memberikan minyak rambut untuk sang suami.

"Bapak ganteng deh"

"Terimakasih kamu juga cantik" Alfa menghela nafas sebelum menutup pintu dan menghampiri sang istri di mobil.

Dia kira Alana akan memakai outfit yang sexy dan menggambarkan istri seorang CEO yang mampu membuat perempuan manapun iri. Ternyata style Alana....

 Ternyata style Alana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ehmm.. mampir di sini" Alfa memberhentikan mobil, Alana membeli es krim dengan ukuran besar dan kecil lalu masuk kembali ke mobil.

Mobil kembali di jalankan, Alana menatap Alfa yang fokus menyetir dan tersenyum sosok Alfa yang karismatik membuat Alana merasa kalau suaminya ini sempurna dan bersyukur karena Alfa selalu sabar menghadapi sikap Alana yang kekanakan.

Mobil kembali di jalankan, Alana menatap Alfa yang fokus menyetir dan tersenyum sosok Alfa yang karismatik membuat Alana merasa kalau suaminya ini sempurna dan bersyukur karena Alfa selalu sabar menghadapi sikap Alana yang kekanakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo masuk" Alfa menggandeng tangan sang istri. Pandangan para pegawai yang berbeda-beda membuat Alana merasa bingung.

"Kenapa kalian melihat istri saya seperti itu?" Alfa memeluk pinggang Alana posesif, melayangkan tatapan tak suka pada pegawai yang secara terang-terangan mengata-ngatai sang istri. Untung saja saat ini Alana tengah mengenakan airpods.

Tangan Alana melepas airpods, menatap Alfa dengan alis terangkat satu "kenapa berhenti?"

"Tidak ada, ayo masuk ke ruangan saya" Alana mengangguk, dia masuk ke ruangan Alfa dengan es krim yang di tenteng.

"Pinjam iPad dong pak, saya mau nonton" Alfa menyerahkan iPad, membuka jas dan duduk di kursinya membuka laptop untuk mengerjakan tugas.

Semetara itu Alana dengan es krimnya sibuk menonton. Sesekali Alfa memperhatikan Alana yang anteng seperti anak kecil yang tengah ayahnya bawa ke kantor, Alana memakan es krim. Alfa mendekat sambil membawa laptop.

"Astaghfirullah, Alana!" Mematikan layar iPad, Alfa dibuat mengelus dada karena film yang Alana tonton.

"Kenapa pak?" Alana mengerucutkan bibir, itu film lagi seru-serunya loh. Ini Alfa suami macam apa yang membuat istri penasaran seperti Alana, dikit lagi tokohnya itu.. ergh.. greget deh pokoknya.

"Kamu menonton film bergenre psycho seperti ini, saya tidak ingin kamu ketakutan nanti dan apa itu? Kamu melihat film dengan genre cukup bisa membuat seseorang sakit jantung, action dan misteri seperti tadi sambil memakan es krim?" Alana menatap Alfa datar, Alfa kayaknya salah makan.

Mengambil iPad di tangan Alfa, Alana kembali memutar sambungan Internet dan film yang tadi sempat tertunda gara-gara Alfatihah "takut? Gak akan, saya sering lihat film begini dari tiga tahun yang lalu"

"Benarkah?" Alana mengangguk.

"Waktu itu kak Evan pergi, menyuruh saya untuk mandiri, menyuruh saya untuk mampu tidak membuat seseorang mengasihani saya dan saya di ajarkan untuk tidak menonton film yang ada genre dewasanya"

Alfa menutup laptop, meletakkan kepala Alana di bahunya "jadi saya mencari film yang tidak ada unsur dewasa dan lebih memilih psychopath film karena adegan disana mampu membuat saya tau dunia luar tanpa harus mencari tahu dan keluar rumah" Alana menghela nafas.

"saya tahu kalau mereka yang menjadi seorang psikopat itu sebenarnya baik, mereka bunuh orang yang gak patuh dengan perintah orang tua"

"Maksud kamu?"

"Maksud saya psikopat di film yang sering saya tonton bunuh gadis-gadis yang pulang dari bar atau tempat malam sejenisnya. Mereka pergi ke sana dan meninggalkan orang tua mereka yang melarang dan akibatnya mereka mati dengan cara menggenaskan"

Menaikan alis, Alfa mengusap wajah Alana yang berair "ceritakan semua tentang kamu Alana. Saya tidak bermaksud menguak rahasia kamu, tapi saya ingin meringankan beban kamu"

"Hmmmm, saya pernah am-"

"Pak Alfa ada meeting" Alfa mengangguk pada sang sekretaris.

"Saya tinggal dulu ya sayang" Alana mengangguk.

Padahal saya masih mau cerita pak.

°°°

Melihat sang istri yang tertidur, Alfa mengangkat Alana keluar kantor dan memangku Alana di mobil sambil menyetir. Ribet memang, tapi Alfa tak bisa apa-apa, tangan Alana memeluk lehernya dan tidak bisa dilepas.

"Good night my Queen" Alfa melepaskan jas Alana dan high heels hitamnya lalu keluar rumah saat bel rumah ditekan dengan tak manusiawi.

Kalian paham kan?!mana ada tamu yang menekan bel seperti mengajak ribut padahal suasana sudah gelap alias malam.

"Hana?" Alfa terlihat terkejut, ada apa manusia ular satu ini datang ke rumahnya. Apa waktu itu masalah mereka belum selesai.

"Alfa? Lo ngapain di sini? Gue mau ketemu sama Alana. Perempuan munafik itu, perempuan ular" sentak Hana keras membuat Alfa mencengkeram erat kerah depan baju Hana.

"Apa maksud kamu?" Melihat Hana yang sudah ingin kehabisan nafas, Alfa melepaskan cengkeramannya dan menatap Hana dengan raut dingin.

"Alana itu penggoda suami gue" Alfa terkekeh.

"Hmmm, apa kamu yakin kalau yang menggoda bukan suami kamu? Lagipula, saya rasa laki-laki manapun tidak akan ada yang bisa menolak Alana, kecuali orang itu mempunyai penglihatan yang buruk. Apalagi Alana sedang hamil, kamu bisa pikir sendiri kan?"

"Jadi Alana itu istri lo?"

"Benar"

"Dia lagi hamil? Pastiin kalian gak bikin keributan. Gue gak bisa tidur nanti"

"Anak saya tidak akan membuat keributan, tenang saja. Kalau perlu saya akan buat rumah kami kedap suara!" Alfa menutup pintu cukup keras membuat Hana terkejut.

"Suami istri gak ada akhlak!!" Pekik Hana kesal lalu kembali kerumahnya setelah memastikan telah menutup pintu pagar rumah Alfa dengan kekuatan maksimal. Namun sayangnya pagar itu tidak terlepas.














Dari chapter ini gue harap kalian bisa ngambil pelajaran. Kalau orang tua larang kalian keluar malam itu demi kebaikan kalian. Bahaya gak ada yang tahu. Jangankan malam, siang aja kadang ada musibah. Stay save everyone. Jangan lupa taburin bintang dan komentar my loff 🥀.

Alana - My mahasiswi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang