🥀 empat puluh sembilan 🥀

14.5K 1.1K 80
                                    

Logikanya gini, kalau lo sayang dia dan dia sebaliknya. Berhenti, lo punya kehidupan sendiri, manusia bukan cuma dia, bayangin aja jodoh lo udah ditakdirkan dan dia masih otewe.

_Penulis, Wina_

"Saya ingin berhenti bekerja Alan! mengertilah saya ingin fokus menjaga kamu"

"Nyenyenye. Gak mau! Bapak harus kerja, saya gak suka liat muka bapak di rumah terus bosan!"

Mengurut dada, Alfa harus ekstra sabar menghadapi sikap Alana. Dia sudah di wanti-wanti Evan untuk menjaga atau perlu turun serta untuk menjaga Alana. Terlalu banyak orang yang mengincar Alana. Alana saja yang tidak tahu.

"Alan ini demi kebaikan kamu!" Menggeleng, Alana tetep kekeuh kalau dia tidak ingin terlalu sering melihat wajah Alfa. Bosan.

"Katakan kenapa kamu bosan melihat wajah saya? Mau saya makeover ?"

Menimang-nimang, Alana meletakkan telunjuk di dagu, wajah Alfa terlalu om-om untuk Alana yang terlalu imut ini. Mau muntah silahkan, karena yang nulis gak bilang Alana imut, Alana saja yang sok imut. Huek, jijik.

"Hayuk lah, bentar saya ganti baju dulu bapak gak usah ganti baju, saya mau makeover bapak supaya jadi gini"

Berdehem, Alana menghela nafas sebelum bernyanyi "mau gimana le, kok om manise, buat jatuh cinta, terngiang-ngiange aaaa.. jadi sayang" Alana menguyel-uyel rahang Alfa. Namun tak sampai 5 detik Alana sudah melepaskan tangan.

"Saya bukan om-om" sanggah Alfa.

"Omnya Galang kan?" Alfa hanya pasrah dan mengangguk.

"Bapak gak enak di uyel-uyel nanti saya tambahin porsi makan bapak biar gendut, eh gak jadi. Gak mau deh punya suami kayak donat" Alfa hanya diam saat Alana berceloteh, selesai dengan celotehan unfaedah Alana kembali dengan baju kasualnya. Atasan berwarna biru tua dan bawahan hotpants berwarna putih.

"Sudah siap my Queen?"

Tertawa renyah, Alana mengangguk dan menerima uluran tangan Alfa.

"Kamu mau kemana?"

"Mall"

Mereka berdua naik ke mobil Alfa, perempuan itu dari tadi menatap sang suami yang fokus menyetir dengan muka konyol, Alfa menghela nafas. Alana yang hamil jauh lebih memusingkan daripada yang gila seperti biasa. Penyakit gila Alana bertambah berkali-kali lipat dan Alfa sebagai dokter hanya bisa pasrah dengan kelakuan pasien ajaib sejenis Alana. Kira-kira begitu konsepnya.

"Kenapa liatin saya hmm?" Tangan Alfa mengusap pipi Alana yang mulai berisi dan tangan yang satunya memegang setir.

"Gak bapak ganteng" tertawa renyah, Alfa mengacak singkat rambut Alana dan mencubit pipi Alana pelan.

"Thanks my Queen, kamu juga cantik"

"Aaaa ...jadi sayang"

"Saya lebih sayang"

Mereka berdua berjalan beriringan dengan Alana yang menggandeng lengan sang suami.

Alana - My mahasiswi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang