semua orang bisa memberikan cinta, namun tidak semua orang bisa memberikan kesetiaan
_Alfano Wisnuarya Winata_
Pulang dari kantor Alfa tak mendapati sang istri di rumah, Alfa melacak ponsel Alana takutnya si James Bond jahanam berulah lagi. Tapi, posisi ponsel Alana ada di kamar mereka, Alfa makin merasa takut.
"Alana kamu dimana?" Alfa mengacak rambut frustasi. Alana itu tipe yang tidak suka di rumah kalau tidak ada ciki. Minimarket depan sepertinya tempat Alana sekarang.
Menanggalkan jas, Alfa menggulung lengan kemeja kantor, lalu berjalan menuju minimarket depan.
"Permisi, apa di sini ada pengunjung berwajah seperti ini?" Kasir itu memperhatikan ponsel Alfa dan mengangguk.
"Tadi ada kesini bareng ibu-ibu, kayaknya mau masak bareng buat arisan deh kak" Alfa mengangguk lalu meninggalkan minimarket mencari rumah yang mengadakan acara besar.
"Assalamualaikum" Alfa mencari-cari sosok sang istri yang membuatnya ketakutan seperti sekarang.
"Waalaikumsalam, cari siapa masnya?" Tanya ibu-ibu yang langsung mengerumuni Alfa, menatap wajah tampan CEO itu dari dekat dan berkali-kali menyentuh. Memastikan kalau Alfa bukan bonekamu, bisa kau rayu rayu, maaf sahabat aku merindukan kekeye. Astagfirullah.
"Ah maaf saya tidak suka di sentuh" Alfa langsung mundur sang istri yang di cari datang dengan membawa ulekan.
"Sayang" Alana tak peduli dengan panggilan Alfa, berkali-kali dia lalu lalang di depan para kerumunan semut sebagai perumpamaan ibu-ibu dan gula sebagai perumpamaan si Alfa. Alana gak peduli.
"Alana!!" Rengek Alfa cukup keras membuat atensi ibu-ibu teralih pada Alana yang sibuk mengulek bumbu untuk menjadikan bumbu tersebut sambal terasi.
"Iya sayang?" Menyahut, Alana menatap lelah wajah Alfa dan ibu-ibu yang balas menatap dengan pandangan cengo.
"Jadi kalian suami istri?" Tanya Bu Erna dengan mata bergantian menatap Alana dan Alfa.
"Iya hehe" cengir Alana.
"Sudah berapa lama kalian menikah?" Akhirnya Alfa bisa bebas dan duduk di bangku memperhatikan wajah sang istri yang berkeringat karena memasak.
"Udah dari seminggu yang lalu Bu" tersenyum, Alana mengedipkan sebelah mata genit pada sang suami membuat Alfa salah tingkah.
"Wahh, suaminya ganteng deh, saya jadi pengen muda lagi" Alana tersenyum saja menanggapi.
"Lebih baik kamu pulang Alana, kasihan suami kamu nungguin" Bu Tira menatap Alfa kasihan, dari tadi dia sibuk memainkan ponsel dan sesekali menatap Alana yang kadar kepekaan terhadap suami kurang itu.
"Ya sudah, ini bisa langsung dimasukkan ke adonan lumpia tadi, saya pulang dulu" menyelesaikan ulekan, Alana menghampiri Alfa dan memeluk sang suami.
"Mas Alana capek, gendong ya!" Rengek Alana, gemas Alfa mencium pipi Alana singkat dan mengangguk. Jarang-jarang Alana memanggilnya dengan sebutan mas, mana bisa nolak, Alfa lemah dengan sesuatu yang bersangkutan dengan Alana.
Meletakkan ponsel di saku celana, Alfa menggendong Alana di belakang, Alfa tersenyum mendengar pekikan ibu-ibu yang menyatakan kalau mereka iri.
"Bapak, kenapa pulang cepet?" Alana mendusel-dusel leher Alfa.
"Kenapa panggilannya kembali lagi?"
"Panggilan apa?"
"Bapaknya!"
"Ohhhhhhhhhhhhhh...." Alana mengacak-acak rambut Alfa gemas dan memainkan rambut sang suami.
"Sayang"
"Hmmm?" Alana duduk di sofa mengambil remote dan telentang menonton siaran TV Bima India.
"Sini saya pijat" Alana menggeleng.
"Gak mau pijat, mau manja-manja aja" Alfa mengangguk, mengangkat tubuh Alana ke kamar.
"Kamu kenapa menyuci baju saya? Kita padahal bisa laundry"
"Mau aja sih, soalnya udah biasa. Tadi saya juga bersihin balkon, ntar kita tidur di sana ya!"
Alfa mencium pipi Alana gemas "jangan dibalkon sayang, kasihan nanti yang liat" mereka berdua terbahak. Tak tahu kalau tetangga sebelah memaki sekeras-kerasnya.
"Gila kali gak tau apa ini udah sore, gue mau tidur. Bangsat buat tetangga gue!" Hana mengarahkan jari tengah lewat kaca jendela kamar ke rumah Alfa.
°°°
Mendapati Alfa sangat fokus dengan ponsel Alana jadi curiga. Ini Alfa kayaknya mau tidur diluar deh, dari tadi mengacuhkan Alana.
"Ehmm,... biasanya tak suka begini.. biasanya tak.. woy Zaelani lu liatin apa?"
"Bra ibu-ibu--aduh" Alfa langsung menutup mulutnya yang dipukul Alana.
"Kdrt itu gak boleh sayang"
"Sayang sayang palelo bulat! Ngapain liatin bra ibu-ibu, lo cari link ya? Ngaku! Astagfirullah gak cukup apa punya gue?" menggeleng Alfa mengusap pipi Alana dan menciumnya.
"Kamu tanya ke saya jadi saya jawab, maksud saya bukan yang seperti apa yang kamu pikirkan"
"Memang bapak tau saya mikirin apa?"
"Saya lah"
"Astagfirullah, kamu jangan solimi!"
"Ini saya melihat photo yang Galang kirim, bra ibu-ibu kan?" Menyerahkan ponsel, Alana menatap layar dan dibuat menggelengkan kepala karena kelakuan Galang yang anjing, astagfirullah ralat emejing.
"Galang mau kemana sih jadi sempat-sempatnya photo beginian?" Alana tak habis pikir. Galang itu terlalu.. ah tidak bisa dijelaskan.
"Saya tidak tahu, saya gak tanya. Kamu tau gak saya mikirin apaan?"
"Apaan emangnya pak?"
"Itu tuh, platnya gak ada, saya cuma bisa lihat angka sepuluh" Alana terbahak. Astagfirullah si Alfatihah kalau lagi bego, ternyata ngegemesin banget,yang nulis jadi makin sayang kan? Astagfirullah.
"Saya suka bapak gobloknya natural" Alana bergegas menuju televisi untuk melihat serial tom and Jerry.
Iklan ini yang Alana tunggu dari tadi, dia menarik Alfa dan menaikturunkan dagu "Gilate kepala goyang, Gilate kepala goyang, Gilate... Yah habis" Alana menatap Alfa sangar.
"Karena iklan Gilatenya habis, bapak tidur di luar"
Astagfirullah apa salah saya Alana?!!
Gue suka kalau kalian komentar, bahasa kalian yang ada anjing, goblok, bangsat, guguk, or whatever, gue masih bisa toleransi asalkan komentar lo ditujukan buat characters di story' gue man. Yang gak gue suka lo nyebut gue disana, author anjing, penulis tolol atau apapun itu. Gue suka kalian komentar tapi sewajarnya aja, gue jadi smart author dan lo jadi smart reader. Seimbang, cukup story sebelah aja yang bikin sakit hati, di lapak ini semoga gak kejadian. Jangan lupa untuk taburin bintang dan komentar my loff, gue sayang lo pada pake banget🥀
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana - My mahasiswi
Teen FictionWajahnya memang kalem bin dingin dan terkadang terkesan ketus. Tapi sesungguhnya Alana tidak bisa di anggap sebagai orang yang pendiam jika kalian tidak dekat dengannya. Alana Kanara adalah perempuan yang mempunyai tingkat ke-barbar-an level pro. A...