🥀 empat puluh delapan 🥀

14.6K 1.2K 76
                                    

Bentar sedih, bentar seneng, bentar baper, bentar halu, bentar galau bentar lagi gila kayaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bentar sedih, bentar seneng, bentar baper, bentar halu, bentar galau bentar lagi gila kayaknya

_Penulis yang sering salting cuma gara-gara di kedipin aa gamteng pas lagi balapan di tikungan, Wina_

Part dibawah mengandung unsur 18++
Bagi yang tidak nyaman dengan adegan kekerasan, darah, atau penyiksaan bisa skip!

Gak usah insecure pas kalian liat si snow white/ putri salju. Tau kok kalian kalau bangun tidur juga kayak gitu, soalnya yang nulis juga bangun gitu, gak ada tuh kayak artis, rambut udah rapi, make up masih bagus, dan baju gak keangkat sampe perut. Pas banget sinetron azab. Astaghfirullah, iklan lewat maaf khilaf.

"Alana" Alfa mengerutkan kening saat melihat Alana belum bangun jam segini. Biasa, perempuan itu akan bertempur di dapur dengan segala eksperimen yang dia lakukan bersama Allysa dan Fino.

"Panas?" Alfa mengerutkan kening saat tangannya menyentuh tangan Alana.

"Alan!" Alfa mengguncangkan tubuh Alana.

"Woy Zaelani gue gak sanggup bangun, jangan diginiin dong!" Alana masih memejamkan mata, enggan untuk membuka mata dan melakukan sesi baku hantam dengan Alfa. Tenaga Alana benar-benar terkuras habis padahal dia tidak melakukan apapun. Tak ada nada membentak di sana, Alana kelelahan untuk sesuatu yang dia tidak tahu penyebabnya. Bagaimana kalau Alana diguna-guna? Astaghfirullah soudzon lagi.

"Sebentar, saya panggilkan dokter" Alfa mengambil ponsel di nakas untuk menghubungi dokter. Alana benar-benar lemah, bahkan dia tidak bisa membuka mata, badannya juga mengalami Tremor parah.

"Kenapa saya pak? Mau mati ya?" Tanya Alana membuat emosi Alfa memuncak. Nih manusia mulutnya bisa dicopot gak? Alfa khawatir dan Alana malah membuat Alfa lebih khawatir dan ketakutan.

"Ngomong apa kamu? Saya gak bakalan biarin itu terjadi"

"Pak kalau saya mati, saya mau bapak cari yang lebih baik dari saya"

"Kamu yang terbaik Alana, jangan ngawur, dokter masih didalam perjalanan" Alfa mencium punggung tangan Alana berkali-kali. Memberikan kekuatan untuk sang istri.

"Pak kalau saya nanti gak ada. Fino sama Allysa jangan biarin liat jasad saya ya, soalnya mereka nanti pasti senang liat saya gak ada lagi di dunia ini. Mereka kan binatang laknat"

"Alana berhentilah berbicara yang aneh!" Peringat Alfa duduk di lantai menatap wajah Alana yang perlahan mulai memucat.

"Engh.. nanti kalau saya pergi, bapak--"

"Berhenti Alana! Kamu benar-benar membuat saya kehilangan kesabaran" menurut dengan Alfa. Alana diam, menikmati elusan Alfa di kepala.

Ting tong

Bunyi bel yang ditekan, membuat Alfa berlari untuk membukakan pintu.

Dokter yang datang langsung memeriksa Alana, setelah beberapa menit dokter menatap Alfa dengan senyuman.

Alana - My mahasiswi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang