Kebanyakan orang orang itu ngga selalu butuh nasehat. Kadang yang mereka butuhkan itu tangan untuk digenggam, telinga untuk didengar, dan hati untuk dipahami
_Alana Kanara_
Menatap wajah Alana yang baru saja bangun setelah dibawa ke rumah sakit dan sudah bisa dipulangkan, Alfa menghela nafas. Dia tidak menyalakan Evan, tapi Alfa mengkhawatirkan kondisi Alana.
"Maaf karena saya Alana jadi seperti ini" Alfa menggeleng dan menatap Evan ramah. Tidak ada raut wajah menyalahkan di sana.
"Hmm, ini sudah malam. Kalian pasti lelah, saya akan menjaga Alana" Evan dan Zoelva mengangguk.
"Baiklah kami permisi"
"Iya"
Mencium kening sang istri, Alfa menghela nafas panjang.
Alana kenapa selalu menderita?
Kenapa Alana selalu dekat dengan bahaya?
Kenapa Alana selalu bersedih?
"Sayang.. bangun kamu pasti mau cerita kan!" Alana mengerjab perlahan. Menatap wajah Alfa dalam, sedetik selanjutnya tangis Alana pecah dalam pelukan Alfa.
"Pak kenapa saya gak bisa inget? kenapa hiks.. kenapa?" Alfa mengambil sapu tangan di sakunya dan mengusap cairan yang keluar melalui mata dan hidung Alana, menatap sang istri sendu. Entahlah Alfa juga tidak bisa menjawab pertanyaan Alana.
"Jangan mengingat sesuatu yang akan menyakiti kamu Alana"
"Hiks.. bapak jangan pergi"
"Tidak akan" Alana memeluk Alfa lebih erat, menumpahkan tangis di sana. Alfa duduk di samping Alana mengusap punggung sang istri penuh sayang.
Jemari Alana menyusuri dada Alfa, membuat pola pola abstrak "pak"
"Hmm?"
"Kenapa saya gak bisa inget?" Pertanyaan itu lagi. Mana Alfa tahu dia kan bukan peramal atau Roy koyo? Bener apa bener?
"Tidur, kamu butuh istirahat" tak mengindahkan apa yang Alfa katakan. Alana turun dari brankar rumah sakit dan naik ke atas pangkuan Alfa.
"Kenapa manja seperti ini hmm?" Alfa mendongak saat Alana masuk ke dalam ceruk lehernya dan meniup-niup leher Alfa.
"Alana ini rumah sakit"
"Hubungannya?"
"Tidak ada, mau apa saya belikan?" Alfa menurunkan Alana dari pangkuannya. Bisa gawat kalau Alfa kelepasan di sini, tempatnya tidak elit dan kondisi Alana tidak memungkinkan. Kalian jangan pura pura tidak mengerti!
"Es krim" Alfa mengangguk lalu meninggalkan ruangan Alana. Di luar dugaan, Alana malah mengikuti Alfa dan menarik-narik ujung baju sang suami membuat Alfa menghela nafas.
"Kenapa hmm?"
"Gendong boleh?" Terkekeh, Alfa mengangguk dan menggendong tubuh Alana di depan dengan wajah Alana yang tenggelam di bahu. Alfa menghela nafas, ini sama saja, padahal Alfa keluar ingin menghindar bukan malah didekatkan dengan Alana yang menguji iman seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana - My mahasiswi
Ficção AdolescenteWajahnya memang kalem bin dingin dan terkadang terkesan ketus. Tapi sesungguhnya Alana tidak bisa di anggap sebagai orang yang pendiam jika kalian tidak dekat dengannya. Alana Kanara adalah perempuan yang mempunyai tingkat ke-barbar-an level pro. A...