🥀 tiga puluh delapan 🥀

15.9K 1.2K 8
                                    

Sebenarnya capek tapi gak boleh kalah sama keadaan

_Alana Kanara_

Perasaan Alana dari tadi benar-benar tidak bisa dikontrol. Entahlah, sejak tadi dia benar-benar tak bisa fokus. Bahkan tak sengaja tangan Alana tersayat didekat nadi. Kalau saja Alana tidak lebih sigap, insyaallah jiun. Astaghfirullah, maafkan, oke ini chapter yang gak boleh ada candaan, oke yang nulis dan yang baca harus sabar kalau kita belum bisa ketawa seperti chapter sebelumnya. Sabar!

"Kak Evan gimana ya?" Alana menghela nafas, ia ingin menelepon. Tapi, enggan menganggu. Evan dan Zoelva pasti membutuhkan waktu dan privasi hanya untuk mereka berdua.

Mencoba fokus, Alana mengiris satu persatu daging ayam dengan mata yang tak teralihkan dari objek. Tidak ingin terluka untuk yang kedua kali.

"Eh?" Alana mengernyitkan dahi saat melihat ponsel menyala dan nomer yang masuk tidak dikenal.

"Siapa ya? Pak Alfa?" Alana tersenyum miris, akan pemikiran yang sempat datang di otak. Mana mungkin, Alana yakin Alfa tidak akan mengganggunya kecuali Alana sendiri yang menghubungi, pasti Alfa akan mengangkat panggilan.

Alfa punya ponsel sendiri, untuk apa dia meminjam ponsel orang atau membeli SIM card baru, kurang kerjaan.

"Excuse me, we're from Washington Hospital, are you the family of patients named Evander Arkana and Zoelva Prisia?"

Pasien?

Rumah sakit?

Ibu kota negara Amerika serikat, negara yang menjadi destinasi wisata bulan madu Evan dan Zoelva?

Apa yang Alana pikirkan sekarang benar-benar terjadi?

"Ehmm, yes it was me. My sister and brother is fine, right? "

"No, sorry to have you here. The patient calls the name Alana, that name is on the earliest contact and the cell phone emergency, is that you?"

"Ya, I will go there, send the complete location as soon as possible!"

Sambungan telepon terputus, Alana mendesah panjang. Belum kelar satu masalah tentangnya, sekarang timbul masalah lagi, semoga saja Evan dan Zoelva tidak apa-apa.

Sekarang si jahanam itu sudah hilang dari pikiran Alana, sekarang yang lebih penting adalah Evan dan Zoelva. Dunia kecil Alana.

Berjalan menuju kamar, Alana mengemasi semua barang-barang, memasukan kedalam koper lalu menariknya keluar rumah sambil menunggu taksi online.

Mengangkat ponsel dengan air mata yang masih menggenang, takut sang kakak kenapa-kenapa, Alana membuka grub chat.

Gala bencong!
Alana bodoh (babu)
Lala cantik

Woy!
P!
P!
P!
Pink!
Biru!
Ungu!
Pelangiiii!

Gala
Apa?

Lala
Kenapa tayangku? Cantik ku? Kasih ku ? Pujaan hatiku?

Gala
La jijik!

Lala
Baby, kamu kenapa cemburu sama Alana?
Gak usah cemburu hati Lala ini selalu untukmu, muach.. muach.. muach..

Gala
Ogah

Gue pengen ke Amerika

Lala
Watermark
Water Park
Water melon
Typo astagfirullah
Wtf?

Gala
Tabok onlen bisa gak La?

Lala
Bisa kok baby -_-

Alana cukup sabar, Lala memang otaknya sedikit geser karena kebanyakan melihat otot Gala.

Beneran, rumah gue kuncinya ada dibawah pot, gue pergi jagain ya, banyak mie instan dan puding. Ayam yang belum sempat gue goreng juga ada kok, Lo bisa ambil dan goreng kalau mau makan.

Lala
Aww loff bgt *-*

Gala
Lo kenapa mau ke Amerika?

Kak Evan di rumah sakit sana, gue gak bisa tinggal diam karena kak Evan butuh gue.

Gala
Sampein salam gue buat kak Evan

Lala
2

Oke

Mobil yang Alana pesan sudah datang, dalam diam Alana menatap kaca mobil. Masih sama, air mata Alana tak bisa di hentikan, Evan baru saja kembali.

"Jangan ambil lagi, Alana tidak bisa sendiri, Alana sudah bahagia, jangan ambil kebahagiaan Alana Tuhan!! Please!" Gumam Alana menutup wajah.

"Neng yang sabar ya"

"Iya pak" jawab Alana sambil tersenyum.

Alana menyerahkan ongkos lebih banyak berkali-kali lipat dari yang seharusnya.

"Eh neng ini uangnya kebanyakan" Alana mengambil koper dan menggeleng.

Turun dari mobil Alana tersenyum "itu gak banyak kok pak, saya mau bapak ikut doain kakak saya biar gak kenapa-kenapa"

"Alhamdulillah, makasih neng! Iya semoga kakaknya gak kenapa-kenapa ya!"

"Iya"

Beberapa lama menunggu proses penerbangan akhirnya Alana duduk di pesawat.

"Gue harus nelpon pak Alfa!"













Jangan soudzon sama Alana dulu ya dear🖤 dia gak pergi buat lupain Alfa kok, tapi mungkin dengan di Amerika Alana bisa nemuin cogan bule ya kan? tapi pergi karena Evan sama Zoelva masuk rumah sakit. Betewe kira-kira mereka masuk rumah sakit kenapa? Masa en**na kebanyakan, astagfirullah soudzon! Jangan lupa taburin bintang dan komentar ya loff🥀

Alana - My mahasiswi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang