🥀 tiga belas 🥀

28.3K 2.3K 51
                                    

Nikmatin kecewanya, itu resiko menaruh harapan pada manusia. Besok-besok titip harapannya ketuhan saja biar tidak dikecewakan.

_Alfano Wisnuarya Winata_

Melihat Alana yang memaksa masuk kuliah dalam keadaan kepala yang masih dililit kain, Alfa jadi tidak tega untuk menyuruh mahasiswi kesayangannya itu.

"Tidak usah Alana, kamu saya beri keringanan. Nessa bawakan tumpukan tugas itu"

Dengan semangat empat puluh lima juta ton dosa, Nessa segera bangkit dari kursi dan membantu Alfa. Walaupun sedikit kesusahan, senyuman fake itu masih Nessa ulas. Cih, menjijikkan.

"Alana lo kenapa?" Tanya Beno memerhatikan perban dikepala Alana. Tidak mungkin Alana ikut casting film azab dan lupa melepas perban sampai sekarang kan?

"Keseruduk cinta Manurios" jawab Alana asal dan seadanya. Dia keluar dari kampus, mau beli Starbucks, tenggorokan kering minum Paramex. Astaghfirullah maafkan ada iklan, yang nulis, otaknya sempat geser sebelum di pukul pakai kapak.

"Alana" seru Dewa yang dibalas senyuman dari Alana.

Tidak terlalu peduli, anggap saja mereka tidak saling mengenal, Alana tidak ingin jika dia dekat dengan seseorang, mereka jadi terluka.

Contohnya, Dewa dan Rafael. Mereka terluka karena Alana. Mereka tidak bersalah, Alana yang membuat masalah di sini, sebelum dia dekat dengan mereka berdua, hidup mereka biasa-biasa saja. Ah, Alana suka memiliki banyak orang yang bisa dijadikan teman, tapi dia juga tidak suka melihat orang disekitarnya terluka.

"Aku ingin terbang dan.. kak Zoe!" Alana memeluk Zoe, ada apa perempuan ini ke sini? Ke warung Bu wapan? Iya benar, Zoelva juga masih memakai baju kebanggaannya sebagai seorang dokter.

"Hai Alana, saya ingin bertemu dengan salah satu dosen di sini. Saya sedikit haus, bisa kamu rekomendasikan minuman yang enak di sini"

"Oke kak" Alana bergerak untuk memesan Starbucks pada bu wapan dan setelah itu membawa Zoelva untuk mengikutinya masuk kedalam kampus.

"Oh ya nama dosennya siapa kak?"

Menoleh, Zoelva menelan Starbucks yang dibelikan Alana "Alfa"

Berdecak kesal, Alana menghela nafas. Jangan sampai Zoelva dan Alfa jatuh cinta. Aaaaa.. Alana tidak akan rela. Jangan negatif thinking dulu, maksudnya Alana tidak ingin Zoelva dan Alfa bersama karena Alana sudah terlanjur benci pada si Alfatihah itu. Alasan lainnya dia ingin menyatukan Zoelva dengan seseorang.

"Kakak suka sama pak Alfa"

Berhenti, Zoelva terkekeh dan mengacak rambut Alana sebentar "saya dan Alfa hanyalah teman, saya kesini untuk mengantarkan obat milik ayahnya"

"Oh" Alana kembali melangkah, sehalus dan setulus yang bisa Zoelva lihat. Alana adalah mahasiswa yang sopan, lihat saja dia mengetuk pintu sebelum masuk ke ruangan dosennya lalu tersenyum manis dan mempersilahkan Zoelva untuk duduk.

Kenapa Zoelva merasa aneh dengan suasana ini? Yang mempunyai ruangan kan Alfa, kenapa Alana yang mempersilahkannya untuk duduk. Jangan negatif thinking dulu, Alana mungkin tidak ingin membuat dosennya itu kelelahan. Benar apa benar?

Alana - My mahasiswi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang