🥀 tiga 🥀

50.2K 4K 393
                                    

Dimana ada kelebihan di sana ada kembalian.

_Alana Kanara_

Memijit kepala Alfa, kali ini Alana sangat kesal. Hanya karena dia tidak memerhatikan pelajaran si Alfatihah,dia dijadikan babu dan budak tanpa upah lagi. Padahal Alana memperhatikan atau tidak, menurut Alana sama saja, Alfa saja yang sensian.

"Saya lelah Alana"

"Gak usah curhat lo" sentak Alana tanpa sadar, namun dia bisa lega karena Alfa hari ini tekanan darahnya rendah, terbukti dengan emosinya yang tidak tinggi. Kira-kira begitu konsepnya.

"Saya pusing Alan"

Mendengus, Alana memijit kepala Alfa lebih lembut, tentunya lembut dari Alana untuk Alfa itu berbeda. Alfa malah merasa lebih enak, dengan pijatan Alana yang lebih kuat, dia rasa pusingnya makin berkurang.

"Pak nama saya itu Alana loh, jangan dikurangi, a doang tambahannya susah amat!" Kesal Alana duduk di samping Alfa. Melirik laptop Alfa yang masih menyala.

"Kamu juga menambahkan nama saya jadi Alfatihah, apa salahnya kalau saya mengurangi satu huruf dari nama kamu menjadi Alan lebih mudah juga"

Mendengus, Alana lebih memilih tidak menanggapi. Karena aturan kampus terlebih aturan Alfa sendiri 'dosen selalu benar. Kalau salah balik lagi ke kalimat pertama'.

"Kok ada properti? Bapak kan ngajar di jurusan akuntansi bukan pembangunan? Ngerangkap pak?"

Menghela nafas, Alfa menggeleng "bukan itu, saya mengerjakan tugas kantor"

Berbinar, Alana tidak pernah sebahagia ini. Kalau si Alfatihah ini kelelahan mengerjakan dua pekerjaan sebagai dosen dan CEO sekaligus, pasti nanti dia memilih satu diantara mereka. Jika Alana dan mahasiswa fakultas akuntansi beruntung, Alfa akan memilih bekerja di kantor.

"Pak"

"Hmm?"

"Pak!"

"Hmm?"

"Pak!!"

"Hmm?"

"Hmm hmm hmm, mau cosplay jadi Nisa sabyan pak?" Alfa tersenyum tipis, entah kenapa nada bicara Alana kalau sedang sebal atau tersiksa membuatnya tersenyum.

"Iya kenapa Alan?"

"Bapak ihh..." Apalagi rengekan Alana. Duh, Alfa merasa beban hidupnya menghilang dan terganti dengan semangat. Itu sebabnya Alfa tidak bisa menjauh dari kampus, tidak melihat wajah Alana sama saja dengan Alfa menyiksa diri sendiri.

"Bapak capek gak?" Alfa mengangguk.

"Sangat Alan" Alfa memejamkan mata kelelahan.

Tak apalah, nama Alana dikurangi. Asalkan ekspektasinya bisa menjadi kenyataan. Itu Alhamdulillah " ya sudah bapak nerusin pekerjaan kantor saja"

Mata Alfa yang tadinya terpejam, terbuka "tidak bisa"

"Apa alasannya pak?" Memang benar, ada quote yang berbunyi 'realita tidak pernah seindah ekspektasi' dan Alana merasakannya sekarang. Ekspektasinya tidak akan pernah terwujud, apalagi itu bersangkutan dengan Alfa.

Alana - My mahasiswi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang