Apa gunanya diskon besar-besaran kalau gak punya uang?
_Penulis yang pengen kerja tapi gak mau usaha dan masih jadi beban orang tua, Wina_
Baca note dibawah 🥀
Malam tadi Alana bersikeras untuk tetap menyuruh Alfa bekerja, entahlah perempuan itu tidak suka jika Alfa terus mengintili dan mengikuti kemanapun Alana pergi.
Sebenarnya inti dari semua itu Alana tak suka dengan segala aturan Alfa. Alana tidak boleh makan ciki terlalu banyak lah, Alana tidak boleh lari-larian lah, kalian tahu sendiri kan kalau Alana itu super aktif? Meski begitu dia tidak bisa mengurangi keaktifan itu walaupun tahu kalau kondisinya tengah hamil muda.
"Maaf merepotkan kak Evan, kak Zoe"
"Tentu, kami juga sudah lama tidak bertemu Alana"
"Terimakasih"
"Iya" Alfa pergi bekerja setelah mereka berdua mengangguk.
"Alana kamu mau kemana?" Zoe mengepang rambut panjang Alana, sekarang mereka ada di kamar Alana dan Alfa. Perempuan itu ingin jalan-jalan, kebetulan Evan dan Zoelva berkunjung.
"Kita ke taman kota aja, Alana mau jalan-jalan sekaligus beli makanan"
"Makanan itu belum tentu sehat Alana, kita pergi ke sebuah tempat yang sudah kakak booking saja" Evan datang, duduk di sofa menatap sang istri yang sibuk mengepang rambut adiknya.
"Gak usah di booking, Alana pengen liat banyak orang"
"Sesuai perintah" Evan mengangguk, mengotak-atik ponsel, melakukan apa yang Alana suruh.
"Kamu duluan" Evan menyuruh Alana berjalan lebih dahulu sedangkan dia memeluk pinggang Zoelva berjalan bersama keluar dari kamar Alana.
"Curang ih, tau gitu Alana tadi gak bolehin pak Alfa pergi!" Sungut Alana menyesal.
"Kamu masih memanggil Alfa dengan sebutan bapak?" Alana mengangguk menjawab pertanyaan Zoelva, menuruni satu persatu anak tangga dengan dua kaki yang melompat turun.
"Kenapa?" Tanya Evan membuat Alana diam sebentar lalu kembali menuruni tangga.
Perempuan itu naik lagi ke atas tangga melepaskan pegangan Evan pada pinggang Zoelva dan mengapit lengan keduanya dengan bibir yang mengerucut "Kalian jalannya pelan banget, mana ada adegan mesra mesraan!" Evan dan Zoelva terkekeh.
"Jangan mengalihkan pembicaraan Alana, katakan alasannya kenapa masih memanggil suami kamu dengan sebutan bapak, pasti dia tidak suka" Alana memejamkan mata, benar Alfa sering protes, tapi siapa peduli? Alfa juga memanggil Alana dengan sebutan Alan. Impas.
"Kebiasaan kak"
"Mulai sekarang biasakan memanggil Alfa dengan sebutan mas atau apapun pasti dia senang" saran Zoelva dengan senyuman manis membuat Alana tanpa sadar mengangguk.
Masuk ke dalam mobil, Alana memakan ciki. Menikmati hembusan angin di balik kaca mobil yang dibuka, melepaskan kepangan Zoelva dan memilih membuat rambutnya merasakan hembusan angin pagi yang menyejukkan. Alana melambai pada siapapun yang dia lihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana - My mahasiswi
Ficção AdolescenteWajahnya memang kalem bin dingin dan terkadang terkesan ketus. Tapi sesungguhnya Alana tidak bisa di anggap sebagai orang yang pendiam jika kalian tidak dekat dengannya. Alana Kanara adalah perempuan yang mempunyai tingkat ke-barbar-an level pro. A...