🥀 empat puluh dua 🥀

18K 1.4K 37
                                    

lelah boleh, menyerah jangan, berdoa nomor satu dan bersyukur yang utama.

_Pesan penulis, Wina_

BUKANYA MALAM AJA WOY, BIAR LO PADA BISA NGERASAIN YANG EHEM EHEM GITU, KALAU GAK TAHAN YA UDAH SEKARANG AJA.

PLAY SONG 🎵 JANGKRIK ATAU LAGU KLASIK

18++

Masih dengan memakai baju pengantin, Alana berbaring di lantai hari ini begitu melelahkan untuk Alana. Alfa masih berbicara dengan beberapa rekan kerja serta para dosen di luar sana, Alana bersyukur karena mempunyai teman sedikit ternyata tidak terlalu buruk.

"Sayang" Alana mengerjab beberapa kali, pura-pura tidur. Tapi, tunggu, suara ini tidak seperti suara Alfa.

"James, jahanam" Alana menatap James dengan sorot mata menyala. Sialan, kata itu mampu melampiaskan sedikit rasa kesal Alana, apa kemarin tamparan dan pukulan dari Alfa belum cukup untuk membuat James, jahanam ini jera? Apa tadi katanya? Sayang? Cih menjijikkan.

"Hmm, masih mengenal saya ternyata. Panggilan kamu untuk saya juga tidak berubah apa kamu masih seperti yang dulu? Mu-ra-han!" Alana menampar James, membuat salah satu sudut bibir James terangkat, membentuk seringai menyeramkan dan menjijikkan.

"Akh--" tubuh Alana menegang saat stun gun yang dilayangkan untuknya mampu membuat Alana langsung kembali terjatuh karena tekanan listrik yang disetel paling tinggi.

"Alana!!" Alfa yang baru datang langsung mengangkat tubuh Alana ke atas ranjang dan memanggil dokter.

Sementara itu James yang bersembunyi dibalik lemari hanya bisa mengumpat karena kedatangan Alfa yang tidak tepat.

"Istri anda sepertinya kehilangan kesadaran, karena sengatan listrik"

"Listrik?" Alis Alfa terangkat, Alana tidak kurang kerjaan untuk membongkar saklar ditengah malam begini kan? Pasti ada hal lain.

"Iya benar, apa istri anda tadi terkena sengatan listrik? Sengatan ini sepertinya sangat tinggi, karena sengatan listrik dalam jumlah sedikit tidak bisa membuat seseorang langsung tak sadarkan diri"

"Ehmm, saya tidak tahu dok, tapi terimakasih, saya tidak mengantar keluar, maaf" dokter itu tersenyum ramah dan mengangguk.

"Alana?"

Mengerjabkan mata beberapa kali, Alana bangun dengan wajah Alfa yang menyeruak masuk ke dalam pandangan.

"Hiks.. bapak, saya mau mati tau gak" Alfa hanya tersenyum dan memeluk sang istri.

"Apa yang terjadi"

"James ada di sini, dia sembunyi. Saya gak mau di sini, bawa saya pergi pak!" Lirih Alana berbisik di telinga Alfa membuat rahang Alfa mengetat.

"Sure sweetie" Alfa mencium bibir Alana sekilas membuat Alana lagi-lagi menegang. Wajah Alana yang kebingungan seperti itu justru membuat Alfa tertawa, lucu dan menggemaskan.

"Ishhhh.. suka banget cium cium kayak gitu" Alana mengerucutkan bibir membuat Alfa gemas ingin menciumnya lagi. Sekalian membuat James si jahanam panas.

Alana - My mahasiswi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang