Hayy!!
Jangan lupa vote+coment💛
Ramein kolom komentarnya😭💛
"Kamu berbeda dan kamu istimewa"
~GevanoLeonardAldevaro
HappyReading❤️
*****
"Jadi, bisa lo jelasin?!" tanya Satria to the point.
Bukannya menjawab Elang justru kembali melamun.
"Lo ngga papa?" tanya Gavin menepuk pundak Elang.
"Hah?!" ucap Elang linglung.
"Lo kenapa dah? mukanya pucet kaya abis liat setan!" ucap Wira mencoba mencairkan suasana.
"Gue__guee__" ucap Elang terbata-bata.
"Apasih ngomong anjir!" ucap Putra greget.
Elah mengambil ponselnya yang ada di saku, lalu menyodorkan ponselnya ke Putra.
Putra menerima ponsel itu dan membaca pesan yang terpampang di layar ponsel. Seketika raut wajahnya berubah.
"Ma-maksudnya apa?" tanya Putra dengan muka yang sudah pucat.
Mereka yang melihat perubahan Putra dan Elang bertambah bingung. Gavin merebut ponsel Elang di tangan Putra.
"Dead?" gumam Gavin yang masih bisa bisa di dengar yang lain.
Wira melotot. "Busett mainnya langsung dead!" ucapnya bergidik ngeri.
"Lo tau orang yang neror?!" tanya Satria kepada Elang.
Elang menoleh. "Gue cuma curiga!" ucap Elang lirih.
Mereka kompak menoleh ke arah Elang. "Siapa?" tanya Putra cepat.
Elang mulai menceritakan semuanya tentang pertama dia bertemu dua perempuan itu, di teror, dan tadi di kafe saat dua perempuan itu menyeringai dengan menggumamkan kata mati kepadanya.
"Jadi maksud lo orang yang neror kita due cewek itu!" ucap Putra tak percaya.
"Itu cuma perkiraan gue!" ucap Elang.
Wira berdehem. "Tapi kok gue ngga percaya ya, orang yang satunya mukanya imut-imut gitu polos lagi!" ucap Wira berpendapat.
Elang mengacak-ngacak rambutnya frustasi. "Tapi mereka sahabat Naura!" ucap Elang lirih.
Degg.
Mereka kompak menatap Elang horor.
"Serius lo?!" ucap Gavin melotot.
Elang menatap sinis Gavin. "Mereka yang bilang sendiri!" ucapnya.
Putra menjatuhkan dirinya di sofa dengan lesu. "Nyawa kita terancam?" ucap Putra memandang kosong.
Elang tertawa hambar. "Gue emang salah!" ucapnya lirih.
"Tapi gue ngga bakal biarin mereka!!" ucap Elang tersenyum sinis.
Biarlah egonya yang besar menguasai dirinya.
Sebesar apapun dia mengakui kesalahannya, tapi jika egonya yang menguasai, tak akan ada yang bisa mengalahkan ego.
Satria hanya diam. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini.
*****
"ASSALAMUALAIKUM PENGHUNI RUMAH!!!" teriak Aca di dalam rumah Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asyaqila [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction~Karena Aca hanya untuk Vano~ ***** [OPEN PRE-ORDER VIA WA DAN SHOPEE!!] >Untuk info lebih lanjut bisa cek part terkahir cerita ini atau bisa langsung cek di akun Instagram @vanillapublisher [DI PUBLISH ULANG!!] [SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW...