Hayy!!
Jangan lupa vote+coment💛
Mana nih yang kangen sama VanoAca?💛
Ramein kolom komentarnya💛
"Akhiri sendiri atau perantara yang mengakhiri!"
~MichellaAsyaqilaAR
HappyReading❤️*****
Satu minggu berlalu setelah kejadian di sirkuit, dan selama satu minggu itu juga Aca dan Ara terus gencar meneror. Termasuk malam ini.
Aca dan Ara kini sudah berada tidak jauh dari markas Roster. Seperti biasa mereka berdua memakai pakaian serba hitam. Dapat di lihat suasana markas Roster tampak sepi dari luar tapi, dapat di pastikan kalau di dalam ramai.
"Masuk?" tanya Aca mengerjap polos.
Ara menoleh. "Mau mati dulu?" tanya Ara berdecak.
Aca cengengesan. "Trus gimana?" tanya Aca.
Ara menghela napas.
Sabar sepupu sendiri jangan sampe lo tendang Ra, batin Ara menyabarkan diri.
"Pancing keluar!" ucap Ara datar.
Aca manggut-manggut dan langsung mengeluarkan ponselnya dari saku jaket.
Namun saat ingin memberi pesan, Ara mencegahnya.
"Kenapa?" tanya Aca bingung.
"Bentar!" ucap Ara dan turun dari motor.
Dia berjalan mengendap-endap menuju gerbang markas Roster, dan sebisa mungkin dia menghindari area cctv. Karena sudah jelas markas yang sebesar mansion ada cctv.
Ara menaruh kotak hitam tepat di depan gerbang dengan cara melempar kotak itu. Dia langsung pergi menuju Aca yang masih di atas motor.
"Lakuin!" ucap Ara menaiki motornya lagi.
Aca mengangguk dan langsung memberi pesan ke Putra. Yaa, kali ini incaran mereka berdua adalah Putra.
Aca tersenyum miring menatap layar ponselnya dan langsung memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku jaketnya.
"Pulang nih?" tanya Aca menoleh ke arah Ara.
Ara menoleh. "Iya!" jawab Ara dan langsung memakai helm fullfacenya di ikuti oleh Aca.
Kedua motor itu melesat pergi.
*****
Disisi lain, di dalam markas Roster kini sedang ramai-ramainya. Terdapat banyak botol minuman keras, dan juga alunan musik yang memekakkan telinga. Markas itu sudah seperti klub malam.
Kelima inti Roster juga sedang minum, atau lebih tepatnya hanya empat. Karena Satria hanya minum sedikit, mungkin di antara yang lain Satria yang paling benar.
Tiba-tiba Elang tertawa. "Gue emang salah!" gumam Elang ngelantur.
Memang, Elang lah yang paling banyak minum di antara yang lain. Mungkin dia ingin meringankan beban masalah yang sedang dia tanggung.
"Apa dia bakal maafin gue?!" tanya Elang entah kepada siapa.
"Kayaknya engga, kesalahan gue ngga bisa di maafin." gumam Elang terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asyaqila [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction~Karena Aca hanya untuk Vano~ ***** [OPEN PRE-ORDER VIA WA DAN SHOPEE!!] >Untuk info lebih lanjut bisa cek part terkahir cerita ini atau bisa langsung cek di akun Instagram @vanillapublisher [DI PUBLISH ULANG!!] [SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW...