(59)PRANK??

25.3K 1.5K 348
                                    

Hayy!!

Jangan lupa vote+coment💛

Ramein kolom komentarnya💛

"Jangan kaya gini ya, cukup ini yang pertama dan terakhir."

~GevanoLeonardAldevaro

"Aca bahkan lebih sayang Abang dan mereka semua yang sayang Aca. Tanpa Abang dan mereka semua, Aca mungkin hanya hidup dalam satu titik tanpa mau mencoba titik yang lain."

~MichellaAsyaqilaAR


HappyReading

*****

"Kamu siapa?"

Tubuh Vano menegang mendengar ucapan Aca, gadisnya. Vano melepaskan rengkuhannya dan menatap Aca tajam. Semua orang yang ada di situ juga kaget mendengar ucapan Aca.

"Kamu jangan bercanda Ca!" ucapnya tajam.

"Kamu siapa? kok ganteng?. Aca kan ngga punya pacar ganteng!" ucap Aca tersenyum polos.

Memang benar kan Vano dan Aca tidak memiliki hubungan apa-apa?

Semua orang yang ada di situ hanya menghela napas panjang dan Papa Aca menyuruh mereka semua keluar meninggalkan Vano dan Aca di ruangan.

Kini, yang ada di ruangan itu hanya ada Aca dan Vano. Vano memandang lekat wajah Aca yang masih kelihatan pucat itu.

Aca tersenyum. "Kakak ngga mau peluk Aca lagi?" tanya Aca tersenyum polos.

Vano masih diam, lalu beberapa saat kemudian dia merengkuh tubuh Aca.

"Jangan kaya gitu, aku ngga suka!" ucap Vano lirih.

Aca membalas pelukan Vano. "Kakak tambah jelek, ada kantong matanya!" ucap Aca blak-blakan.

Vano tak menggubris ucapan Aca, dia memejamkan matanya di pundak Aca. Nyaman, itu yang dia rasakan.

"Maaf!" ucap Vano saat sudah melepaskan rengkuhannya.

"Maaf kenapa?" tanya Aca.

"Ngga bisa jaga kamu!" ucap Vano menggenggam tangan Aca sambil menunduk.

Aca tersenyum. "Bukan salah Kakak, ini semua udah takdir!" ucap Aca lembut.

Vano mengecup tangan Aca. "Aku sayang kamu!" ucap Vano tulus.

"Aca juga sayang Kakak!" ucap Aca lirih.

"Kenapa baru bangun?"

"Kamu tau, aku selalu nungguin kamu bangun!" lanjut Vano lirih.

"Aku takut kamu ninggalin aku."

"Aku ngga bisa tidur karena mikirin kamu terus."

"Setiap hari cuma kamu yang ada di pikiran aku."

Vano mengeluarkan semua unek-unek yang selama ini dia pendam. Dia terkekeh kecil lalu menatap Aca lekat.

"Jangan kaya gini lagi ya, cukup ini yang pertama dan terakhir!" ucap Vano mengelus pipi Aca.

Aca tersenyum. "Ini takdir Kak, kita kan ngga tau kedepannya akan seperti apa. Siapa tau sekarang justru Aca pergi selama-lamanya!" ucap Aca tenang.

Vano menatap tajam Aca. "Kamu ngga boleh pergi lagi!" ucap Vano penuh penekanan.

Aca hanya tersenyum dan tak membalas ucapan Vano.

Asyaqila [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang