(54)DEATH ROOM!

17.6K 1.4K 415
                                    

Hayy!!

Jangan lupa vote+coment💛

Ramein kolom komentarnya💛

"Welcome to the death room, goddamn killer!!"

~MichellaAndArabella

HappyReading❤️

*****

Malam ini, di sebuah bangunan kosong yang terletak jauh dari keramaian akan menjadi saksi bisu pembalasan dari dendam itu.

Aca dan Ara kini sudah berada di depan bangunan kosong itu. Mereka mengamati keadaan di sekitarnya, sekiranya aman mereka memasuki bangunan itu dengan langkah pasti.

"Sepi!" ucap Aca polos.

Ara memutar bola matanya malas. "Bodoamat!!" ucap Ara malas.

Aca nyengir. "Masuk ayok masuk!!" ucap Aca riang.

Mereka berdua berjalan menaiki anak tangga satu persatu, sesampainya di lantai dua mereka di suguhi suasana gelap dan mencekam. Ara menekan tombol di sudut ruangan dan seketika lampu kecil di tengah ruangan menyala, bukan menyala terang tapi hanya remang-remang.

Aca dan Ara melangkahkan kakinya menuju meja yang terletak di bawah lampu itu. Mereka berdua duduk dengan tenang.

Kalau kalian mau tau ruangan apa? jawabannya, ruangan itu adalah ruangan yang selama ini Aca dan Ara tempati untuk menyusun rencana balas dendam itu. Dan sekarang ruangan itu akan di jadikan tempat untuk akhir dari Elang dan Putra.

Ara tersenyum miring. "Kita akhiri semuanya!" ucap Ara sambil memandang dua foto orang yang ada di genggamannya.

Aca berdecak. "Padahal ada jasa santet Ra, kenapa kita ngga pakai itu aja?!" ucap Aca polos.

Ara mengalihkan pandangannya ke arah Aca. "Pake tangan sendiri lebih enak!" ucap Ara santai.

Aca manggut-manggut. "Emang pernah nyoba?" tanya Aca ambigu.

"Pernah liat!" ucap Ara ikut ambigu.

"Liat apa?" tanya Aca polos.

Ara tersenyum. "Liat tutorial ngebunuh!" jawab Ara santai.

Aca mengerjapkan matanya. "Di mana?" tanyanya.

Ara berdecak. "Film psikopat!" ucap Ara malas.

Aca manggut-manggut. "Nanti tangan suci Aca jadi berdosa dong!" ucap Aca menatap kedua telapak tangannya.

"Kaya masih suci aja!" ucap Ara malas.

Aca nyengir. "Ngga sih!" ucapnya.

"Udah pernah buat main-main sama pisau!" lanjutnya santai.

Saat Ara akan menyahut tiba-tiba suara langkah kaki terdengar, Ara menatap Aca.

"Mereka datang!" ucap Aca tersenyum miring.

Mereka berdua tersenyum miring lalu mematikan lampu yang ada di tengah-tengah mereka, dan kini suasana ruangan itu gelap dan senyap.

*****

Di lain sisi lain, dua pengendara motor itu berhenti tepat di depan bangunan kosong dan tua yang gelap. Dua pengendara motor itu membuka helm fullfacenya, mereka mengamati keadaan sekitar, mereka berdua Elang dan Putra.

Sepi. Itulah yang menggambarkan suasana bangunan itu, tidak ada sorot lampu dan jauh dari perkotaan.

"Yakin ini tempatnya?" ucap Putra ragu.

Asyaqila [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang