Prolog

3.4K 140 0
                                    

Cowok berseragam itu berdiri dengan menundukkan kepala di dalam ruang kerja daddy nya yang ada di mansionnya. Kedua tangannya mengepal kuat hingga menampakkan urat hijau yang sangat kontras dengan warna putih pucat kulitnya.

Badannya bergetar entah karena apa. Ingin rasanya mengatakan segala unek unek yang ada di benaknya..... Tapi, hatinya tidak sampai untuk mengatakannya

Dia memilih menyerah sebelum berperang pada kenyataan. Mengibarkan bendera putih sebelum mencoba. Tak lepas dari pandangan orang tuanya, cowok itu menitikkan air mata.

Baik daddy maupun mommynya sudah berusaha untuk mendorong anaknya untuk mencoba memulainya, tapi pilihan cowok berkulit putih pucat itu tidak goyah. Pilihan yang dipilih hatinya

"Mom, Dad.... Aku mohon, biarkan aku berhenti. Aku tidak butuh itu semua...," ujar cowok itu dengan nada bergetar dan lemah

Tatapannya sendu memandang orang tuanya secara bergantian.

"A.. A... Aku nggak bisa... Aku nggak mau... Tolong, hargai keputusan aku..."

Cowok itu pun mulai geram melihat respon dari orang tuanya yang hanya memandangnya sendu. Benci dengan pandangan yang diberikan padanya

Ia pun memutuskan berbalik meninggalkan ruangan. Menutup pintu dengan bantingan kencang dan berjalan keluar menuju kamarnya. Sampai di kamarnya yang berada di lantai 3, ia pun berjalan pelan menuju balkon. Matanya memandang lurus dengan tatapan hampa.

Hembusan nafasnya mulai memberat. Ia juga mulai memejamkan matanya seiring dengan rasa sesak yang semakin menjadi-jadi.

"Gue nggak bisa.. Gue nggak boleh gini... Tolong,, jangan berulah disaat kayak gini...."

Argh.. rintihnya sambil memegang dada kirinya

Deg..... Deg... Deg

Detak yang semakin kencang diiringi dengan tetesan keringat yang meluncur bebas pada pelipisnya..

Brukk

Tubuhnya yang tak kuasa menahan rasa sakit memilih untuk tumbang.


Seorang gadis tengah berlari dibawah hujan. Merapalkan doa agar untuk yang tersayang bertahan menunggunya. Air mata mengalir tak terlihat karena bersamaan dengan terpaan hujan.

"Gue mohon bertahan demi gue. Lo udah janji sama gue. Tunggu gue.." katanya pelan

Gadis itu berlari sekuat tenaga mengejarnya yang siap untuk pergi

Love My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang