😒😒😒😒

1.2K 187 86
                                    

" Jongin, kau sudah tahu mau memasukkan Shixun ke sekolah mana ?"

" sudah bu, di area apartemen ada sekolah Taman kanak-kanak dengan sistem antar jemput. Kemarin aku dan Sehun mampir kesana dan melihat-lihat. Cukup bagus fasilitasnya dan juga terjamin. Taman kanak-kanak Hwarang "

" tidak ingin menyekolahkan di Seoul School ?"

" terlalu jauh bu, mahal. Nanti Jongin tidak bisa membagi waktu "

" serahkan pada ibu saja. Nanti biar ibu urus "

Jongin menggeleng pelan sambil tersenyum. Ia membenahi pangkuan Siyeon dan mengelap air liurnya. Dasar bayi, tukang liur.

" tidak. Biar didekat apartemen saja. Jongin bisa sekalian mengawasi Shixun. Hanya 3 hari dalam seminggu. Jongin juga bisa membawa Triple SSS yang lain "

Joonmyeon tertawa kecil. Triple SSS katanya. Kalau sama Shixun berarti Quartet.

" lalu Shixun mau sekolah kan ?"

" ya, dia mau. Dia sering melihat Sua, teman bermain kompleknya pergi memakai seragam dan tas di punggung. Ibu tahu kan awalnya Jongin mau memasukkan Shixun ke Pre School tapi dia menolak. Dan menurut Jongin sekarang dia sudah cukup umur untuk sekolah "

" baguslah kalau begitu. Nanti biar ibu dan ibumu yang mengurusnya jika kau kerepo.... SIAN JANGAN MEMENCET OREN TERLALU KERAS !!!! "

Teriak Joonmyeon begitu melihat Sian memasukkan tangan dan mencengkeram tubuh ikan kokinya terlalu kencang. Bahkan ikan gendut itu terlihat sesak nafas karena tubuhnya tidak di air.

" oooowwwpccc cowyiii jji jji "

Sian tertawa kecil, mengembalikan Oren ke aquariumnya. Ia segera berlari menjauh dari Oren menuju ruang bermain yang lain karena ditatap mengerikan oleh sang nenek.

" YA Tuhaaaaannn,, anakmu yang satu itu nakal sekali Jong "

" bukan nakal lagi, tapi super duper nakal "

Joonmyeon menggelengkan kepala, bangkit dari duduk lalu melihat keadaan ikan kesayangannya. Beruntung Oren baik-baik saja. Ia kembali berenang aktif didalam air.

Tidur siang. Quartet SSSS dan juga mama Jongin sudah memejamkan mata. Terlebih mama yang harus menidurkan extra Shixun yang menolak karena dia sedang demam menulis dan membaca. Bagus memang, tapi ini sudah waktunya tidur. Shixun berkali-kali menolak sampai akhirnya mama memberi ultimatum dengan menjemur Vivi. Ia pun menurut, memeluk Vivi erat-erat dan memejamkan mata. Sian harus ada di ujung tembok. Ia tidak mau lagi menempatkan si bungsu laki-laki di tengah karena dia sangat amat nakal. Resek. Soyul dan Siyeon sudah jadi korban tapi semenjak Siyeon sudah berani menggeplak, menggigit bahkan melempari kakaknya dengan boneka. Sian akhirnya mundur daripada harus maju berperang terus-menerus.

" kenapa kau sudah pulang ? tidak ke kantor ?"

" aku tidak enak badan. Aku ingin pulang "

" kau demam ?"

" tidak tapi hidungku tersumbat "

Joonmyeon mendekati Sehun lalu mengangguk melihat putranya dengan hidung memerah.

" kau tidur di kamar tamu, jangan bergabung. Mereka ada 4 bukan 1 "

" iya, sejak kemarin aku tidur sendiri. Aku lelah. Aku mau istirahat bu "

" tidak makan siang Hun ?"

" aku tidak lapar "

" kau harus makan. Pergilah ke kamar, sebentar lagi ibu bawakan makan siang dan obat "

OH MY DIDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang