43 | You strong, Alsya!

2.1K 220 29
                                    

Sesampainya dirumah, Alsya langsung masuk kedalam kamar nya. Anak itu tidak mengunci pintu nya kembali, membiarkan pintu nya terbuka sedikit. Tanpa ingin menutupi nya kembali, Bahkan untuk menutupi nya saja, Alsya benar-benar tidak ingat. Ia lebih memilih menganti seragam nya menjadi baju mainnya dan setelah itu ia mulai duduk di bawah.

Tidak lupa, ia menyenderkan tubuh nya kebelakang.

Lagi dan lagi, ia meraih bingkai foto nenek nya. Mulai mengusap nya, dan tersenyum memandangi nya dengan tatapan nanar nya.

"Nek.." Langkah kaki Angel yang hendak pergi kekamarnya tiba-tiba berhenti begitu aja. Anak itu mulai mendekat ke pintu kamar Alsya, mulai mendiamkan dirinya dan mendengar apa yang akan Alsya katanya.

"Sekarang, Alsya benar-benar sendiri dirumah ini. Lebih tepat nya, sendiri untuk mengurusi hidup Alsya sendiri. Tanpa dukungan dari siapapun, tanpa semangat dari siapapun dirumah ini." Ucap nya, tersenyum simpul menatap wajah nenek nya yang begitu sangat cantik di bingkai itu.

"Lucu ya nek, Alsya masih punya keluarga yang lengkap, Alsya masih punya Mama, Alsya masih punya Papa, dan bahkan Alsya masih punya saudara. Tapi rasanya, Alsya kayak nggak punya satupun keluarga." Lagi, ia mengoceh tanpa menyadari ada Angel di balik pintu.

"Nenek tau? Semalam mereka berempat tertawa lepas, mengabaikan Alsya yang sendirian. Tertawa tanpa memikirkan Alsya yang tengah menangis. Alsya, benar-benar anak yang nggak diinginkan sama sekali"

"Nek.. Alsya butuh teman dirumah, Alsya mau ada satu orang yang peduli sama Alsya. Alsya tau, ada kak Angel yang masih sayang sama Alsya. Tapi sekarang, kayak nya Alsya benar-benar sendirian."

"Kak Angel lagi bahagia sekarang, berhasil ngemiliki seseorang yang kak Angel sukai. Alsya senang deh lihat kak Angel selalu tersenyum ngelihat ke handphone nya dan baca pesan dari kak Gino. Tapi di balik itu, Alsya juga sedih. Karena Alsya perlahan bakal nggak di peduliin."

"Setiap hari, kak Angel selalu ngebanguni Alsya. Tapi.. sekarang, bukan kak Angel lagi. Melainkan bi Mirna." Angel memegang hati nya yang terasa sangat sakit. Mendengar ucapan Alsya membuat kaki nya melemah.

"Setiap malam, Alsya selalu memohon. Alsya mau banget di pagi hari, Papa datang ke kamar Alsya dan ngebanguni Alsya dengan lembut. Nenek tau? Semenjak pindah ke rumah ini, Papa hanya sekali datang ke kamar Alsya. Itu pun, Alsya di tampar. Papa benar-benar benci sama Alsya. Karena nenek ngorbani nyawa nenek untuk Alsya" Tidak bisa menahan bendungan air dimata, Alsya kembali menangis hari ini.

Bahkan Angel di balik pintu, ikut menangis.

"Alsya selalu berhalusinasi nek.. ngebayangin dimalam hari, Papa sama Mama datang ke kamar Alsya. Duduk di kasur Alsya, dan Alsya duduk di pangkuan Papa. Mama ngeceritain tentang sesuatu, dan Alsya sama Papa ngedengeri Mama cerita."

"Lalu Alsya tertidur, Papa ngeletakin Alsya ke kasur. Dan Mama ngeyelimutin Alsya, terus setelah itu, mereka berdua nyium dahi Alsya, bisik ke telinga Alsya. Bahwa mereka begitu menyayangi Alsya, dan setelah itu, Papa matiin lampu nya, dan mereka berdua keluar. Alsya yang pura-pura tidur, langsung tersenyum. Karena Papa sama Mama, sayang sama Alsya" Lanjut nya.

"Tapi, Alsya sadar akan sesuatu. Itu hanyalah halusinasi Alsya semata, itu semua nggak bakal pernah terjadi. Sekali pun Alsya selalu meminta pada tuhan" Alsya terkekeh pelan, lucu sekali ia bercerita sendiri tanpa ada seseorang yang mendengar nya.

Tidak, sampai ia tau jika ada Angel di balik pintu.

"Menurut nenek, apa Papa jahat? Apa Papa, ayah yang baik untuk Alsya? Apa Papa, anak yang baik untuk nenek? Apa Papa kepala keluarga yang baik? Menurut nenek, gimana?" Tanya Alsya, terdiam sejenak menunggu nenek nya menjawab semua pertanyaan konyol nya itu.

ALSYA | END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang