Beberapa hari kemudian, akhirnya Alsya bangun dari koma nya. Anak itu terlihat begitu sangat lemah, tidak ada yang bisa ia lakukan selain menatap sekeliling nya.
Oksigen yang ada di wajah nya sedikit membantu Alsya untuk bernafas. Mata Alsya begitu sangat berat, terlalu sulit untuk membuka mata nya secara lebar.
Dokter datang, dan segera memeriksa Alsya.
Alsya hanya diam, membiarkan dokter tersebut memeriksa diri nya.
Tidak ada yang bisa Alsya gerakkan, tubuh nya benar-benar sudah mati rasa.
"Dok--ter" Panggil nya, suara Alsya bahkan begitu sangat pelan.
Dokter tersebut mendekat, menunggu kenapa Alsya memanggilnya.
"Tang-gan Al-sya ng-gak bi-sa ge-rak" Lanjut nya.
Dokter tersebut menghiraukan Alsya, ia tidak ingin membuat Alsya merasa khawatir pada dirinya sendiri.
Alsya memejamkan matanya, meneguk saliva nya kasar dan berusaha untuk menggerakkan kedua tangannya.
"Tangan aku kenapa nggak bisa gerak.." Lirihnya sendiri, Alsya takut. Alsya takut sesuatu terjadi pada nya. Pasalnya hanya begitu ingat, bagaimana sakit nya tangan nya waktu kecelakaan di beberapa hari yang lalu.
"Dokter, tangan Alsya nggak bisa gerak!" Lagi, Alsya mengeluh lagi.
"Alsya yang tenang ya, dokter mau panggilin Mama sama Papa Alsya dulu" Balas dokter, lalu keluar untuk memberi tau pada Eno dan Alin yang ada diluar ruangan, tentu saja bukan hanya mereka berdua. Melainkan juga ada Arion, Saka dan juga Elsa.
Sementara Elsya berada dirumah, Eno meminta nya untuk tetap berada dirumah dan tidak perlu khawatir, karena pasti Alsya bakal baik-baik saja.
Sedangkan Angel dan Gino disuruh untuk pulang, karena memang mereka sudah sedari tadi disini. Mereka bisa kembali kerumah sakit malam nanti atau mungkin besok hari.
Pintu ruangan Alsya terbuka, dan dokter Hans kembali menutup pintu nya.
"Pasien sudah sadar, tapi kesadaran nya membuat pasien langsung merasa kan apa yang telah terjadi pada nya. Keputusan harus tetap di utama kan, karena pasien yang sudah sadar dari koma nya." Jelas sang dokter, dan itu mampu membuat Arion, Elsa dan juga Saka kebingungan.
Alin mulai kembali menangis, perempuan itu terlalu takut apa yang akan diputuskan oleh Alsya nanti.
"Tante, om. Maksudnya apa? Keputusan apa? Alsya bakal baik-baik aja kan om? Tan?" Tanya Elsa segera, karena ia ingin tau apa maksud dari penjelasan dokter Hans barusan.
"Sayang.." Alin segera memeluk Elsa, dan Elsa hanya bisa terdiam dan membalas pelukan Alin pada nya.
"Keputusan ada di tangan pasien, jika ingin mempercepat waktu. Setengah jam lagi kita bisa masuk dan bertanya pada pasien" Eno mengangguk kepalanya, yah. Tidak ada pilihan lain selain itu.
"Biarkan pasien sendirian didalam, pasien butuh waktu untuk memulihkan pikiran nya. Setengah jam lagi, saya akan kembali" Dan setelah itu dokter Hans pergi.
"Om, Alsya bakal baik-baik aja kan om?!" Tanya Arion segera, Arion benar-benar butuh jawaban.
"Ar, lo tenang dulu. Jangan---"
"Om! Kasih tau kita om! Alsya nggak papa kan?!" Potong Arion, ia mengabaikan ucapan Saka yang menyuruh nya untuk tenang.
"Alsya hanya punya satu pilihan, dan Alsya harus memilih menerima atau tidak tangannya harus diamputasi" Dan jawaban dari Eno mampu membuat ketiga anak tersebut terdiam hebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALSYA | END ✓
Ficção Adolescente❝Cerita hidup yang menyakitkan, namun aku menyukai nya❞ - Alsya 18 juli 2021 #rank 2 in fiksiremaja 18 juli 2021 #rank 1 in kembar 18 juli 2021 #rank 2 in kembaran 21 juli 2021 #rank 1 in alsya 21 juli 2021 #rank 1 in elsa 21 juli 2021 #rank 1 in...