07 | Pa, Alsya juga mau

3.9K 324 16
                                    

Budidayakan vote sebelum atau sesudah membaca

Terimakasih

• • •


Sinar matahari nampak masuk kedalam sela-sela kamar Alsya, dan itu mampu membuat Alsya perlahan membuka mata indahnya.

Pagi ini ia tidak perlu dibangunkan oleh Elsya, Alsya sedikit lega. Setidaknya pagi ini ia tidak membuat Elsya kerepotan untuk sekedar membangunkannya

Didudukan nya dirinya itu dan berusaha untuk mengumpulkan semuanya nyawanya, lalu setelah itu ia mulai beranjak dari duduk nya. Tapi, belum ia turun dari kasurnya, pintu kamarnya terbuka dan menampilkan sosok Elsya yang baru menggunakan seragam sekolahnya.

"Tumben bangun sendiri, bagus deh. Nggak nyusahin hidup gue" Setelah berkata seperti itu, Elsya kembali menutup pintu kamar Alsya dengan kasar

"Huh, boleh aku tau jawaban dari semua pertanyaan ku ini? Kenapa Elsya begitu membenciku?" Tanya nya sendiri, lalu mulai pergi ke kamar mandi nya untuk membersihkan tubuh nya.

• • •

Alsya menuruni anak tangga dengan langkah kaki nya yang pelan, lalu mulai berhenti dihadapan Mama nya yang hendak ikut duduk.

"Pagi Ma" Sapa Alsya, Alin tersenyum manis lalu mulai menciumi pucuk kepala Alsya lembut. "Pagi juga sayang" Sapa balik Alin, lalu Alsya pun langsung duduk ditempat duduk nya.

Nampak, Angel dan Elsya turun dari tangga.

"Pagi Ma" Ucap mereka berdua kompak, Alin mengangguk pelan "Pagi juga, sayang" Jawab Alin tak kalah lembut.

Eno menuruni anak tangga pula, pria paruh baya itu nampak menghampiri Angel dan juga Elsya.

"Pagi sayang" Sapa Eno, lalu mencium pucuk kepala Angel dan Elsya tanpa mencium pucuk kepala Alsya.

Alsya tersenyum, menunduk dan meratapi kesedihan nya itu.

Alin menatapi Alsya, ia tau apa yang tengah Alsya rasakan sekarang.

Eno duduk ditempat duduk nya, lalu mulai memakan sarapannya yang sudah diambil oleh Alin.

Pa, Alsya juga mau dicium kayak gitu. Alsya anak Papa juga, tapi kenapa cuma kak Angel sama Elsya yang Papa cium? Alsya iri Pa. Batin Alsya, Angel yang melihat Alsya menunduk jadi ikutan menunduk, ntah kenapa ia merasakan apa yang tengah Alsya rasakan.

Alsya kembali mengangkat kepalanya, lalu mulai sarapan dengan senyuman yang terus mengembang dibibir nya.

"Pa? Makasih ya, sepatu baru nya. Elsya suka" Ucap Elsya, Eno mengangguk pelan "Sama-sama sayang"

"Angel juga Pa, makasih ya handphone baru nya" Ucap Angel, Eno kembali menganggukkan kepalanya.

"Alsya juga Pa, makasih ya udah ngebuat Alsya iri sama kak Angel dan Elsya yang selalu dapat kasih sayang dari Papa. Makasih banyak" Alsya berdiri dari duduk nya, mempererat tas nya dan pergi tanpa berpamitan dengan Alin.

"Alsya! Alsya!" Teriak Alin, lalu mulai menyusuli Alsya yang sudah berlari pelan menuju pintu utama.

Eno terdiam, bahkan Angel pun juga. Sementara Elsya? Tersenyum menang, merasa bahagia jika Alsya sakit hati oleh perlakuan Eno.

ALSYA | END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang