46 | Ma, Alsya kangen Mama

2.1K 205 16
                                    

"Dipendam terasa sesak, ingin  mengungkapkan takut merusak"

• • •

Seperti hari sebelumnya, lagi dan lagi Alsya pulang sendirian tanpa Elsya dan juga Angel didalam mobil.

Alsya menatap keluar jendela, sebelum mobil nya kembali melaju.

Lagi dan lagi ia melihat Elsya dan Vino pulang bersama, Alsya tersenyum. Kenapa Elsya semakin menjadi-jadi? Apa kedekatan mereka pertanda mereka hanya sebatas ingin berteman dekat? Atau sesuatu yang lebih?

Ah.

Alsya selalu saja memikirkan manusia lainnya.

"Ayo mang Agus, kita pulang" Pinta Alsya, mang Agus mengangguk. Lalu mobil nya kembali melaju.

Diperjalanan, Alsya terus menatap keluar jendela. Pikiran nya terus terbang kemana-mana.

Selalu saja terus berpikir tanpa mau berhenti dan membiarkan pikiran nya kosong barang satu hari saja.

Alsya menarik nafas nya panjang, mulai menuruni kaca mobil nya secara perlahan dan menghirup udara segar yang masuk lewat jendelanya.

"Kapan semuanya akan berakhir?" Lirih nya pelan.

Alsya memejamkan mata nya rapat, merasakan angin kencang yang masuk dengan mata nya terpejam mungkin adalah sesuatu yang menyejukkan, dan Alsya tidak mau hal itu terlewatkan.

.

Sesampainya dirumah, Alsya langsung masuk kedalam kamar nya. Mengabaikan panggilan Angel yang sudah pulang sedari tadi.

Alsya terus berjalan, kamar adalah tujuannya sekarang. Karena hari ini, hari nya begitu melelahkan. Ia ingin cepat-cepat menganti seragamnya dan tidur agar pikiran kosong.

Berharap setelah bangun, semuanya telah berubah menjadi lebih baik.

Alsya segera menepis harapan nya itu.

Mana mungkin itu akan terjadi.

Mengingat dunia ini selalu saja menipu nya.

Sesampai nya dikamar, Alsya langsung menganti seragam nya dan mulai merebahkan dirinya di atas kasur.

Ia menatap langit-langit kamar nya, lagi dan lagi nama Vino lah yang terus melayang dipikirannya.

"Ah Alsya! Stop mikirin dia!" Tegas nya sendiri, ia benar-benar lelah untuk memikirkan Vino seharian ini.

"Gimana cara nya bisa ngelupain dia coba? Orang setiap kekantin ketemu mulu sama dia!" Alsya mulai frustasi, bahkan belum pacaran sama Vino saja ia sulit untuk melupakan Vino, bagaimana jika mereka telah pacaran?

Pasti Alsya benar benar tidak bisa move on.

Alsya mulai menarik rambut nya sendiri, benar-benar frustasi akan pikiran nya yang terus tertuju oleh nama Vino.

"Lupain Vino lupain Vino lupain Vino! Kamu harus bisa Alsya! Anggap kamu nggak pernah kenal sama Vino! Anggap Vino tuh cuma orang lain yang nggak sengaja ketemu sama kamu! Ayo berhenti berharap! Vino nggak bakal pernah jadi milik kamu! Berhenti berdoa pada tuhan, bahwa suatu saat nanti Vino lah jodoh kamu! Kamu harus bisa Alsya! Ayo semangat!" Alsya mencoba meyakinkan dirinya sendiri, bahwa dirinya harus bisa melupakan Vino.

Setidaknya jika tidak bisa melupakan Vino, Alsya harus bisa menghilangkan perasaan nya untuk Vino. Agar Alsya tidak cemburu disaat Vino dan Elsya tengah bersama.

Alsya memejamkan matanya, lebih baik ia tidur, dari pada memikirkan hal yang membuat beban pikiran nya semakin menambah.


• • •

ALSYA | END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang