61 | Semuanya akan terbiasa

1.7K 181 0
                                    

Dengan langkah kaki nya yang pelan, Alsya berjalan memasuki rumahnya. Pandangan anak itu langsung tertuju pada pintu kamar Elsya yang ada dibawah. Anak itu sedikit membuang nafas nya kasar, apa benar jika pagi tadi Elsya menyakiti dirinya sendiri?

Alsya berjalan pelan menuju kamar Elsya, lebih dulu mendiamkan dirinya didepan pintu kamar Elsya dan mencoba menarik nafasnya panjang.

Segera ia buka pintu nya dan menatap sekeliling.

Bisa Alsya lihat, ada Elsya berdiam diri memunggungi nya diatas kursi roda nya dan menatap pemandangan yang ada di luar jendela.

Sadar karena suara pintu terbuka, Elsya segera menoleh dan mengarahkan tubuh nya ke arah Alsya.

Alsya melangkah, menatapi wajah Elsya yang sekarang terlihat begitu berbeda. Anak itu selalu saja menangis, karena hari harinya terlalu menyedihkan.

"Kenapa harus nyakiti diri sendiri?" Tanya Alsya, Elsya menundukkan kepalanya segera.

"Nyakiti diri sendiri, nggak bakal ngebuat kamu sembuh. Nyakiti diri sendiri, nggak bakal ngebuat kamu bisa jalan lagi. Kalo kamu benci dengan keadaan kamu yang sekarang, nyakiti diri sendiri bukanlah hal yang bisa ngebuat keadaan kamu membaik" Lanjut Alsya, anak itu terlalu kecewa karena Elsya menyakiti dirinya sendiri.

"Gue tau itu.." Lirih Elsya.

"Kalo kamu tau, kenapa kamu malah nyakiti diri kamu sendiri? Semudah itu kah kamu ngebuat aku ikut ngerasain apa yang kamu rasain?" Tanya Alsya, Elsya segera mendongkakkan kepalanya.

"Waktu tau kak Angel bilang kalo kamu mukulin kaki kamu sendiri, menjambak rambut kamu sendiri. Itu ngebuat aku sakit! Nggak bisa kah kamu nggak ngebuat aku khawatir?!"

"Setidaknya kalo kamu nggak mau aku jaga, jangan ngebuat aku khawatir!" Suara Alsya meninggi, ia benar-benar terluka. Bukan hanya Elsya, tapi dirinya juga.

"Gue minta maaf.. gue nggak bakal nyakiti diri gue sendiri lagi" Jawab Elsya.

Alsya berbalik arah, berniat ingin pergi kekamarnya. Namun dengan sigap nya, Elsya malah mencengram tangannya.

"Jangan tinggalin gue, tetap disini." Ujarnya cepat, Alsya berbalik arah. Ngebiarin tangannya terus dipegang sampai air matanya kembali mengalir.

"Kamu sendiri lupa bagaimana caranya menghargai seseorang. Namun sekarang, kamu meminta untuk aku tetap berada disini setelah berkali-kali melukai. Apa kamu tau gimana rasanya?"

Tentu saja Elsya mengeleng, ia tidak ada rasanya gimana. Dia hanya tau bagaimana cara nya melukai seseorang.

"Rasa nya sakit!"

"Rasa sakit nya nggak sebanding dengan apa yang tengah kamu rasain sekarang." Lanjut Alsya.

"Lo nggak tau gimana rasanya duduk diatas kursi roda Alsya! Lo nggak paham! Lo sama sekali nggak tau perasaan gue ketika tau gue nggak bisa jalan!! Menerima keadaan, yang selalu ngebuat gue ingin mati!" Suara Elsya juga meninggi, dan kedua anak kembar itu sama-sama menangis.

"Aku tau rasanya aku tau! Seseorang akan memahami rasa sakit kamu, jika dia mengalami apa yang kamu alami. And that's me! Itu aku orang nya! Apa yang kamu rasain, aku juga ikut ngerasain! Apa yang sulit untuk kamu pahami, ada aku disini yang bisa memahami semua nya. Sebelum kamu ngerasain apa itu menderita, udah ada orang yang lebih dulu ngerasain kata menderita itu!"

"Aku pernah di kecewakan oleh keadaan! Dan keadaan bersikap seolah menginginkan aku untuk pergi, tapi aku nggak pernah pergi. Aku masih ada disini, dan masih hidup dan masih menunggu kebahagiaan ku. Sampai aku masih mengingat keluarga, aku nggak bakal pernah pergi" Elsya melepaskan tangannya dari tangan Alsya.

ALSYA | END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang