30

23.5K 1.5K 42
                                    

Happy Reading...

'Alkaf kenapa sih? Perasaan tadi biasa aja sama gue, tapi kenapa sekarang malah marah nggak jelas? Apa tadi gue salah ngomong ya?' Tanyanya dalam hati.

"Terus gimana dong? Gengsi lah kalo gue harus nemuin Alkaf lagi!" Gerutunya.

"Apa gue pinjem punya Afaf ya? Tapi nggak ah, tau sendirikan kalo ada Alkaf pasti ada Afaf juga disana" Pikirnya. "Apa pinjem sama Hamdan aja? Tapikan tuh orang musuh gue! Masa mau pinjem sama musuh sendiri, nggak elit banget!" Lanjutnya.

"Tapi kalo nggak telpon Mama sekarang, bisa-bisa jantung gue kenapa-kenapa lagi! Soalnya dari tadi deg-degan mulu! Tuh kan malah makin kenceng!" Ujarnya sambil memegang dadanya.

"Kenapa bocil?" Tanya Afaf yang melihat Diandra memegangi dadanya.

"Ada suara tapi bukan kentut" Ujar Diandra tanpa melihat ke arah Afaf.

"Heh! Saya bicara sama kamu ya!" Kesal Afaf karena dianggap tiada oleh Diandra.

"Ohh bicara sama saya" Ujarnya menatap Afaf. "Lo sendirian kan? Nggak sama Mas lo itu kan?" Tanya Diandra sambil celingukan.

"Nggak saya sendiri, emang kenapa?" Tanya Afaf.

"Lo bawa ponsel?" Tanya Diandra dan diangguki oleh Afaf.

"Bagus! Sekarang ikut gue!" Ujarnya menarik tangan Afaf.

"Jangan pegang saya!" Teriak Afaf mencoba melepaskan tangan Diandra yang menariknya.

"Diem! Udah kayak mau diperkosa aja lo sampe teriak-teriak gitu! Sekali-kali nurut kek sama Kakak ipar sendiri juga!" Gerutu Diandra melepaskan tangan Afaf.

"Emang kamu mau ajak saya kemana?" Tanya Afaf kesal.

"Kok kepo? Emang lo mau bantuin gue?!" Tanya Diandra sinis.

"Cepet bilang atau saya berubah pikiran" Ujar Afaf jengah meladeni sikap Diandra.

"Oke, tapi lo jangan bilang-bilang Alkaf ya?" Pinta Diandra.

"Apaan dulu nih?" Tanya Afaf was-was.

"Gue cuma mau pinjem ponsel lo sebentar kok" Jawab Diandra.

"Lah kenapa nggak pinjam sama Mas Alkaf? Dan kenapa Mas Alkaf nggak boleh tau?" Tanya Afaf heran.

"Dia lagi marah sama gue" Jawab Diandra jujur.

"Terus pinjam ponsel saya buat apa?" Tanya Afaf lagi.

"Kebanyakan tanya lo! Mana ponselnya?!" Kesal Diandra.

"Jawab dulu! Jangan-jangan kamu mau telpon selingkuhan kamu!" Tuduh Afaf.

"Otak lo!!" Geregetan Diandra menonyor kepala Afaf yang membuat Adik Alkaf itu melototkan matanya tak percaya.

"Kamu berani menonyor kepala saya!! Nggak sopan sekali kamu!!" Ujar Afaf tak terima.

"Lo itu adik ipar gue, jadi kenapa gue harus sopan sama elo?" Tanya Diandra santai.

"Yasudah saya nggak mau pinjamin ponsel saya" Ancamnya.

"Nggak bisa gitu dong! Lo tadi kan udah mau pinjamin gue!" Ujar Diandra tak terima.

"Terserah saya, ponsel juga punya saya" Ujar Afaf masa bodo.

"Wah cari masalah lo!!" Karena lesal Diandra pun menjambak rambut Afaf yang membuatnya berteriak kesakitan.

Untung suasana lagi sepi karena mereka berada di tempat yang jarang di kunjungi para santri. Coba kalo nggak, berita santri putri menjambak Anak Kyai bisa heboh di kalangan pesantren.

Cinta Pertama GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang