18

23.4K 1.5K 8
                                    

Setelah kejadian itu, membuat sikap Diandra berubah. Tapi cuma sehari, dan setelahnya ia bertingkah seperti tidak terjadi apapun.

"Syif gue mau cuci baju dulu" Pamitnya pada Syifa.

"Mbak bisa sendiri apa mau Syifa bantu?" Tanya Syifa sembari berjalan mendekat.

"Nggak usah, gue bisa sendiri" Jawab Diandra sambil mengangkat keranjang berisi baju kotor.

"Assalamualaikum" Salam dari luar yang membuat Diandra meletakkan lagi keranjangnya dan menjawab salam tersebut, begitu juga dengan Syifa.

"Mbak Diandra disuruh ke ndalem, katanya ada yang nyari" Ucap Tasya setelah masuk ke dalam.

"Siapa?" Tanya Diandra.

"Nggak tau Mbak... Tadi aku disuruh Gus Afaf buat nyampein ke Mbak Diandra" Jawab Tasya.

"Mungkin orang tua Mbak kali" Timpal Luna.

Mendengar itu, membuat wajah Diandra berubah datar. Entah mengapa setelah mendengar kata orang tua, membuat Diandra mengingat perkataan Papanya waktu itu.

"Alah biarin aja, lagian cucian gue juga banyak" Acuh Diandra sambil kembali mengangkat keranjangnya.

"Nggak baik kayak gitu Mbak... Mungkin ada sesuatu yang mau disampaikan Om Gunawan" Tegur Syifa.

"Tapi gue nggak mau Syif!!" Jawabnya tak sadar sedikit membentak.

"Eee maaf... Gue nggak bermaksud bentak elo kok" Ucap Diandra tak enak karena meninggikan suaranya.

"Nggak papa kok Mbak, tapi Syifa mohon sama Mbak buat temui Om Gunawan sebentar aja" Ucap Syifa tetap pada pendiriannya.

"Kenapa sih lo kekeh banget buat gue ketemu sama Papa?!" Tanya Diandra sedikit geram.

"Karena apa yang dilakukan Mbak itu nggak benar dengan mengabaikan Om Gunawan. Apa Mbak nggak pengen hubungan Mbak sama Om Gunawan membaik?" Tanya Syifa.

"Hubungan gue nggak akan membaik kalo Papa nggak ngerubah keputusannya Syifa!" Ucap Diandra keras kepala dan berlalu pergi begitu saja.

Syifa, Tasya, dan Luna menatap kepergian Diandra dengan pandangan berbeda. Syifa dengan pandangan merasa bersalah telah berucap yang mungkin sudah menyinggung Diandra, sedangkan Tasya dan Luna dengan pandangan bingungnya.

"Ada masalah apa sih Ning?" Tanya Tasya.

"Hmm nggak kok... nggak ada apa-apa. Yaudah ya aku mau ke ndalem dulu, Assalamualaikum" Ucap Syifa melenggang pergi.

"Waalaikum salam" Jawab Tasya dan Luna yang nampak kebingungan.

Skiip»»»»

Disinilah Diandra, ia tengah duduk ditaman dengan diiringi tangisnya. Sebenarnya ia ingin mencari tempat yang sepi, tapi apalah daya karena diseluruh penjuru pesantren ini nggak ada yang namanya sepi. Ya seperti saat ini, ia tengah menangis dan disampingnya ada beberapa santri yang menatapnya aneh.

"Mbak kenapa?" Tanya salah satunya.

Diandra tak menjawab ataupun menoleh ke arah santri itu. Yang dibutuhkannya saat ini hanya menangis. Ia tetap kepikiran tentang gimana nasibnya setelah menikah nanti.

"Diandra!" Panggil seorang lelaki yang membuat Diandra menoleh ke arahnya dan matanya langsung melotot seketika.

Tanpa aba-aba, ia langsung berlari dan berhambur kepelukan lelaki itu disertai juga dengan tangisnya.

Santri-santri melihat apa yang dilakukan Diandra langsung heboh dan bergosip yang tidak-tidak tentang Diandra. Pasalnya saat ini, Diandra tengah berpelukan dengan seorang lelaki di dalam wilayah pesantren, dan hal itu adalah larangan untuk para santri.

Cinta Pertama GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang